Rabu, 15 September 2021

3.1.a.9 KOneksi Antar Materi

Koneksi Antar Materi  Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

 

 

Bagaimana Pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

 

Menurut filosofi Ki Hajar Dewantara, seorang pendidik itu hanya dapat  menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan  tumbuhnya kekuatan kodrat anak." Guru ibaratnya seorang petani sedangkan murid adalah benih-benih yang disemai, benih ini akan tumbuh sesuai dengan kodrat alamnya. Apabila benih ini dipupuk dan selalu dibersihkan maka akan dapat tumbuh dengan subur  demikian sebaliknya. Pertumbuhannya seiring dengan kodrat zaman. Demikian pula dengan siswa kita yang senntiasa akan tumbuhsesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya.

Pendidik  adalah pamong yang senantiasa menuntun siswanya.

Proses menuntun yang dilakukan oleh guru berkitan erat dengan salah satu filosofi Ki Hajar Dewantara yaitu filosofi Pratap Triloka. Tiga prinsip yang mendasari seorang guru untuk melakukan sebuah proses menuntun yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. 

  • ü  Ing Ngarsa Sung Tuladha merupakan merupakan filosofi  yakni memantapkan kita untuk mampu menjadi teladan  kepada anak didik.
  • ü  Ing Madya Mangun Karsa filosofi yang menyemangati ketika kita berada di tengah-tengah mereka agar bisa menjadi motivator yang mampu membangkitkan kemauan dan membangun keberagaman potensi peserta didik..
  • ü  Tut Wuri Handayani,Filosofi ini memiliki makna ketika posisi guru berada di belakang maka pendidik mampu mengarahkan, menyemangati dan mendorong peserta didik untuk bisa lebih maju dalam segala hal terutama proses pembelajaran.

Filosofi pratap triloka mendorong bagaimana guru dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan dan menjadi pemimpin pembelajaran yang mampu mengambil keputusan secara tepat dan bijaksana. Bagaimana pengambilan keputusan yang mampu memerdekakan murid seutuhnya dan menciptakan pembelajaran yang berpusat dan berpihak pada murid. 

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan keputusan?

 

Setiap pendidik semestinya memiliki nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam dirinya, senbab hal ini  akan berpengaruh terhadap diri nya dalam menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Nilai-nilai yang tertanam ini akan mampu menghantarkan  pendidik dalam  mengambil keputusan yang tepat dan benar. Nilai-nilai   positif tersebut seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Hal ini juga kita jumpai pada nilai dan peran seorang guru Penggerak. Nilai –nilai yang positif ini akan mampu mendorong seorang pendidik didalam mengambil keputusan yang tepat,karena merupakan pengimplementasian kompetensi social emosional kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran social  dan keterampilan berinteraksi social dalam  mengambil keputusan secara berkesadaran penuh untuk meminimalisir kesalahan dan konsekuensi yang bakal terjadi.

 

Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator  dalam perjalanan proses pembelajaran kita terutama dalam pengujianpengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkan ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi “coaching” yang telah di bahas pada modul2 sebelumnya.

 

Kegiatan coaching merupakan upaya yang dilakukan oleh seorang pendidik terhadap peserta didiknya dalam menggali permasalahan yang muncul pada peserta didik untuk kemudian peserta didik dapat memecahkan  atau mencari solusinya. Dalam kegiatan ini guru merupakan coach dan peserta didik sebagai coachee.

Pengambilan keputusan yang tepat dengan resiko yang sekecil-kecilnya terlaksana dengan coaching. Pertanyaan-pertanyaan reflektif muncul dalam proses coaching. Pertanyaan tersebut menstimulus kerja otak peserta didik untuk bekerja secara maksimal dan melakukan metakognisi untuk menentukan sebuah keputusan yang diambil dari hasil penggalian potensi mereka. Keputusan sendiri yang tepat dan benar sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi.

Pembahasan studi kasus yang focus pada masalah moral atau etika kembali kepada  nilai-nilai     yang dianut seorang pendidik.

 

Keberpihakan pada murid  tentunya mampu menciptakan suasana nyamandalam proses pembelajaran. Seorang pendidik yang dapat melihat permasalahan dari berbagai segi sehingga dapat dengan tepat membedakan apakah permasalahan yang dihadapi termasuk dilemma etika ataukah bujukan moral.

Didalam mengambil sebuah keputusan, nilai-nilai yang dianutnya akan mempengaruhi dirinya, baik secara sadar maupun tidak  terlebih ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang focus terhadap masalah moral dan etika. Apabila nilai-nilai yang dianutnya nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan begitu juga sebaliknya.

Dampak pengambilan keputusan yang tepat terhadap terciptanya lingkungan yang  positif, kondusif, aman dan nyaman

Pengambilan keputusan yang tepat akansangat  berdampak. Hal ini dapat kita lihat pada  ketika kita dapat mengambil sutu keputusan yang tepat.Proses pengambilan keputusan dalam pembelajaran ditempuh dengan melihat terlebih dahulu 4 paradigma, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan keputusan . Ketika kita sudah menerapkan langkah tersebut dan keputusan sudah kita ambil, dengan harapan keputusan akan menguntungkan kedua belah pihak. Maka akan tercipta suasana lingkungan yang kondusif, positif, nyaman dan aman.

 

Kesulitan-kesulitan sulit yang dihadapi dalam melaksanakan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika serta masalah perubahan paradigma di lingkungan sekolah

Didalam kehidupan bersosial tentunya tidak terlepas dari kesulitan-kesulitan pengambilan keputusan terhdapa kasus-kasus dilema etika yang ada disekitar kita. Kasus yang kita hadapi menuntut kita untuk berfikir cerdas dan mengambil keputusan yang bisa menguntungkan semua pihak. Untuk tercapainya hal tersebut  terkadang sering kita menemui  kesulitan  seperti:

·      Adanya keterbatasan pengetahuan dan pengalaman menjadi salah satu kendala  pribadi yang muncul.

·      Kehawatiran akan keputusan yang diambil tidak tepat menjadi

·      Ketidak cermatan dalam mengindentifikasi fakta dan informasi awal

·      Perbedaan sudut pandang setiap orang dalam mengambil keputusan suatu kasus yang sama menyebabkan sulitnya mendapatkan kesepakatan keputusan.

Keempat  kesulitan diatas akan memberikan pengaruh terhadap paradigma  pengambilan keputusan dan langkah pengambilan keputusan yang akan kita ambil.

Pengaruh pengambilan keputusan terhadap pengajaran yang memerdekakan murid-murid

Pengambilan keputusan dalam pembelajaran tidaklah mudah dilakukan karean akan berdampak pada banyak orang. Untuk itu kita dituntut untuk memiliki wawasan pandangan keilmuan untuk dapat melakukannya. Seorang pendidik diharapkan memiliki kompetensi terhadap pengambilan keputudsan dalam pembelajaran ini. Pada program guru penggerak salah satu tujuannya adalah bagaimana mencapai merdeka belajar pada peserta didik.sehingga apabila menemui kasus atau dihadapkan pada dilema etika membutuhkan suatu proses penyelesaian mengutamakan keberpihakan pada murid, menuntun peserta didik ungtuk dapat merdeka dan  berkembang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya.

Proses pengambilan keputusan terhadap  kasus yang ada pada murid dapat kita gali potensi dan permasalahnnya melalui coaching sehingga murid dapat menyelesaikan masalhnya sendiri dan mengambil keputusan atau komitmen dari diri pribadi murid.

Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya

Seorang pendidik merupakan pemimpin dalam pembelajaran,karenanya pendidik dituntun untuk kretif dan inovatif dalam kemajuan peserta didik. Keberagaman peserta didik mempengaruhi keberagaman dalam sudut pandang dan cara menghadapi siswa dalam pembelajaran.

Keberagaman ini menuntut pendidik untuk dapat mengatasi siswa dalam pembelajaran maupun mengambil keputusan dalam pembelajaran.

Keputusan yang diambil pendidik sebagai pemimpin pembelajaran dalam menyelesaikan permasalahan peserta didiknantinya  akan mempengaruhi siswa dalam menentukan langkah  selanjutnya  karena  jika tepat akan lebih menjadikan mereka menjadi pribadi-pribadi yang tangguh, matang dan dewasa. Sebaliknya apabila kurang tepat maka  pendidik sebagai pemimpin pembelajaran  hendaknya mampu meminimalisir  kemungkinan negative atau resiko dari ketidaktepatan keputusan tersebut. Dengan demikian peserta didikpun  akan tetap dapat  tumbuh sebagai insan yang  tangguh, cermat dan teliti dalam mengambil keputusan ketika  dihadapkan dengan persoalan yang mereka hadapi.

Simpulan pembelajaran modul 3.1 dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya

Pengambilan  Keputusan dalam pembelajaran membutuhkan anlaisis yang mendalam sebelum  keputusan final diambil.Dibutuhkannya kehati-hatian dan kecermatan dalam bertindak sehingga  keputusan ini dapat memuaskan dan mengakomodir pihak yang memiliki dilema.    

Nilai-nilai yang diharapkan  dimiliki oleh seorang pendidik yakni kreatif, inovatif, mandiri, mampu berkolaborasi dan senantiasa menciptakan suatu kondisi yang berpihak terhadap murid. 

Sebagai seorang pemimpin  pembelajaran diharapkan mampu membangun hubungan sinergis yang dapat menciptakan kondisi yang nyaman untuk berkolaborasi dan bermitra dengan berbagai pihak terlebih dengan peserta didik. Terbangunnya kolaborasi dan kemitraan akan mendorong untuk mendapatkan suatu keputusan yang dapat memawakili harapan dan keinginan setiap pihak yang berada dalam lingkungan pendidikan.

Merdeka belajar  merupakan tujuan pembelajaran  yang  diharapkan.Kemerdekaan belajar yang didapatkan peserta didik mampu menciptakan pembelajaran yang selalu memperhatikan dan mempertimbangkan kebutuhan murid. Baik dari segi minat, profil dan kesiapan belajar mereka.

Pembelajaran social emosional yang diterapkan pada  peserta didik  sebagai upaya untuk menjadikan kondisi berkesadaran penuh dan focus dalam mengambil sebuah keputusan tepat yang dapat mengakomodir aspirasi peserta didik.  

Usaha-usaha diatas merupakan upaya yang dilakukan oleh pendidik   sebagai langkah untukmenumbuhkan  potensi yang dimiliki peserta didik.

Disamping itu diperlukan suatu pendekatan  yang biasanya disebut Coaching. Coaching ini membantu peserta didik didalam menggali potensi peserta didik didalam  memecahkan masalah sendiri .Peran pendidik  yakni  meuntun dan mengarahkan tumbuh kem angnya  den gan melalui pertanyaan-pertanyan efektif untuk mampu mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi peserta didik.  Kegiatan coaching selain dilakukan pada murid, juga dilakukan kepada teman sejawat dan waraga sekolah sebagai upaya dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.

Ketika seorang individu ingin keluar dari suatu permasalahan yang dihadapi maka harus memiliki akal dan karsa dimana keduanya tidak boleh bertentangan dengan moral. Karsa merupakan suatu unsur yang tidak terpisahkan dari perilaku manusia.  Karsa inierat hubungannya  dengan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang dianut oleh seseorang, disadari atau pun tidak. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip inilah yang kemudian mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika. 

Pada saat dihadapkan pada dilemma etika ,tidak lepas dari 3 prinsip digunakan yakni:

1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Disamping menerapkan tiga prinsip di atas, dalam pengambilan keputusan, kita juga harus mempertimbangkan 4 paradigma, agar kita bisa lebih menganalisis permasalahan yang terjadi hingga nantinya kita bisa mengambil keputusan yang benar. Keempat paradigm tersebut adalah:

1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)

2. Rasa Keadilan lawan rasa Kasihan (justice vs mercy)

3. Kebenaran lawan Kesetiaan ( truth  vs loyality)

4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, Untuk dapat memastikan bahwa keputusan yang kita ambil adalah benar dan tepat maka diperlukanlah pengujian untuk mengetahui apakah keputusan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengambilan keputusan secara etis. Pengujian inipun di lakukan melalui 9 langkah pengujian. Adapun 9 langkah tersebut terdiri dari:

Langkah 1: Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.

Langkah 2: Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini 

Langkah 3: Kumpulkan fakta-fakta yang relevan

Langkah 4: Pengujian benar atau salah, yang terdiri atas:

1.Uji Legal

2. Uji Regulasi/Standar Profesional

3.Uji Intuisi

4.Uji Halaman  Depan Koran

5.Uji Panutan/Idola 

Langkah 5: Pengujian Paradigma Benar lawan Benar 

Langkah 6:Melakukan Prinsip Resolusi 

Langkah 7: Investigasi Opsi Trilema 

Langkah 8: Buat keputusan

Langkah 9, Tinjau lagi keputusan dan refleksikan

Pengambilan keputusan yang tepat, akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang , kondusif, aman dan nyaman. Satu hal yang perlu kita pahami , bahwa apapun keputusan yang kita ambil belum tentu selalu dapat  memuaskan semua pihak. Namun yang terpenting adalah semua tahapan yang  kita lakukan agar keputusan yang kita ambil bisa dipertanggung jawabkan dan bisa diterima oleh banyak orang. 

Apabila terjadi kasus seperti atasan atau pengambil kebijakan tidak setuju dengan keputusan yang kita ambil dan  menyebabkan terjadi hal yang tidak kita inginkan seperti tiba-tiba kita dimutasi. Maka  yang perlu kita sadari adalah apapun yang terjadi sudah sesuai dengan ketentuan Allah, dan nyakinlah Allah punya rencana indah dikemudian hari karena hanya Dia yang maha tahu apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. 

Kesimpulan yang dapat ditarik dari materi yang ada dari modul 1 sampai modul 3 pendidikan guru penggerak adalah bahwa sebagai seorang pemimpin pembelajaran guru memiliki peran yang sangat penting untuk mencetak generasi yang unggul sesuai dengan cita-cita luhur bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mencetak generasi profil pelajar Pancasila.

 


Proofreeding Sebelum Menerbitkan Tulisan

    Pertemuan ke 12 BM 26 Narasumber                  : Susanto,S.Pd Moderator                    : Nur Dwi Yanti   Proofreeding  ...