PUISI 1
GEMPA
Karya Rusmiyati
Lombok 29 JULI 2018
Masih jelas dalam ingatan sejarah
Tak lekang di terpa zaman
Kala itu babak awal sebuah goresan
Akan Insan yang tetratih-tatih
Gempa Lombok dan susulannya
Peristiwa yang meluluh lantahkan daratan.
Teriakan, jeritan dan tangisan
Menggema tanpa batasan
Gempa
Dunia bergoncang
Ratusan jiwa terkapar
Tak ayal bangunan roboh dan pincang
Hening, sunyi bak dunia terbakar
Tumpahan kepedihan airmata Merajalela
Akupun hanya mampu terdiam tak henti
menyebut namaNya…
Sang Khaliq penyelamat jiwa
Dapatkah ku ungkap kalimat tanya
Apakah dosa yang telah diperbuat
Apakah kurangnya panjatan rasa syukur
Apakah do’a kami terlewat
Terlalu banyakkah maksiat bersyarat
Sehingga…
Banyak
jiwayang terkapar
Tanya demi Tanya tak henti terucap
Pilu
menyanyat hati , tak kuasa jiwa
tuk meronta
Ketika dihadapan terangkat jenazah berbaris
tanpa ucap
Hanya do.a yang dapat kupinta
Di sajadah-Mu kumengadu
Tuk Kau rangkul dan Jaga kami.
Berserah hanya pada-MU
Agar
segala khilap diampuni
Menuju Jannah-MU
RUSMIYATI
GUMI SASAK, 30 MEI 2022
PUISI 2
BUAH HATI IBU
Karya ; Rusmiyati
Asa sang Ibu…
‘Ibumu telah mengandungmu dalam keadaan lemah bertambah
lemah, dan menyapihmu dalam 2 tahun’
Buah hati Ibu….
Kini kalian sudah beranjak remaja.
Hitam putih kehidupan telah dapat kau bedakan.
Jangan sampai kau hitamkan dirimu dalam
hidup
Buah hati ibu…
Kalian adalah harapan ayah bunda.
Perjuangan hidup telah menunggumu…
Jujurlah melangkah tanpa aba
Masa depan gemilang dipelupuk mata menantimu
Kejar ….
Gapailah….
Hingga tetes darah penghabisan.
Buah hati ibu…
Langkah demi langkah telah kau lalui
Jangan pernah berhenti hingga mimpi dapat kau gapai
Mimpi yang kau bangun kan pergi
Bila tak kau rangkul sebatas ilusi
Jangan biarkan berlalu dalam hidup tanpa goresan tinta yang terpatri.
Buah hati ibu…
Lantunan do’a untukmu
tak henti dalam setiap tarikan
nafas,,
Bahagia selalu kau jelang
Disaksikan angina yang berdesis
Terangi dunia dan akhiratmu yang
gemilang
RUSMIYATI
Gumi Sasak ,30 Mei 2022
Mantap 👍
BalasHapusGempa telah merebut sebagian hidupku
BalasHapusMari mengadu hanya pada sang maha segala.
BalasHapusHingga hilang segala duka lara.
Kren bunda
Puisi terakhir ah terharu
BalasHapusKereeen Bu Rus
BalasHapus