Resume pertemuan ke 21
Menjadi penulis Penerbit Buku
Mayor
Narasumber : Joko Irawan Mumpuni
Moderator : widya Setianingsih
Menulis
Menulis
merupakan “sesuatu” , sebab tidak semua orang terpanggil untuk melakukannya .
Ada orang yang memiliki waktu luang tap tiidak tergerak untuk memulai menulis,
sebaliknya ada orang yang memiliki kesibukan yang padat namun memiliki kemauan
untuk menulis. Ketika sudah ada kemauan untuk menulis maka tulisannya akan
mengalir begitu saja tanpa halangan dan beban. Upaya membuat sebuah tulisan ini
tentunya membutuhkan bantuan pihak lain untuk bisa diterbitkan menjadi sebuah
buku yang ber ISBN.
Penulis
Ada beberapa
kategori Penulis
1.
Penulis
berfikir idealis.
·
Menulis tidak begitu memperhatikan kebutuhan
pasar.
·
Tidak begitu suka dengan campur tangan pihak
lain
·
Imbalan finansial tidak begitu di pentingkan
·
Kesempurnaan sebuah karya lebih pentng daripada
produktifitas.
2.
Penulis berfikir industrialis
§
Menulis dengan sangat memperhatikan kebutuhan
pasar
§
Terbuka dan lapang dada terhadap intervensi
pihak lain.
§
Imbalan finansial merupakan tujuan utama
§
Terkadang kesempurnaan karya tidak lebih
pentimgdarpada produktivitas
3.
Penulis berfikir idealis-industrialis
·
Tetap memperhatikan kebutuhan pasar.
·
Meskipun teruka terhadap masukan orang lain,
tetap memilikipendirian yang kokoh.
·
Imbalan finansial memang penting, namuntetap
memperhatikan kualitas.
·
Keseimbangan antara kesempurnaan karya dan
produktivitas.
Penerbit .
Ketika seorang penulis
menghaslkan suatu karya, maka penulis perlu melangkah pada penerbitan, apakah
bukunya akan di terbitkan oleh penerbit mayor atau minor. Lalu apakah beda antara Penerbit Mayor dan
minor?
Penerbit
Mayor :
·
Jumlah terbitan buku dalam setahun lebih banyak
·
Naskah karya penulis akan dikelola secara profesional,
sebab penerbit mayor biasanya memiliki fasiliatas lebih baik, modal, percetakan
dan SDM
·
Jaringan pemasaran lebih luas.
·
Melalui seleksi dengan tingkat persaingan yang ketat.
Penerbit Minor
·
Jumlah terbitan buku dalam setahun lebih sedikit
·
Naskah karya penulis belum tentu dikelola secara
professional dan memiliki fasilitas yang memadai.
·
Jaringan pemasaran belum seluas penerbit mayor.
·
Persaingan tidak terlalu ketat.
Ketika seorang penulis sulit untuk menembus penerbit
mayor maupun penerbit minor mka dia akan berusha untuk menerbitkan sendiri ,
inilah yang disebut dengan penerbit indie.
Upaya untuk pengembangan dan aktualisasi diri secara terus menerus
membutuhkan proses sehingga akan sampai pada apa yang diharapkan.
Mari kita perhatikan gambar di bawah ini sebagai
evaluasi diri
Ada dimanakah aku??
Sebagai pengharapan kita tentunya sudah ada pada level
Yes, I did it!
Upaya yang dilakukan oleh seorang penulis Ketika akan
mengekspose bukunya adalah menghubungi penerbit.
Adapun ekosistem penerbitan yang dilalui adalah:
Seorang penulis akan mencari penerbit yang siap untuk
menerbitkan karyanya,yang tentunya sudah melalui proses yang dilakukan oleh
pihak penerbit. Setelah terbit maka akan melalui tahap berikutnya yakni
penyaluran atau pemasaran sehingga karya tersebut sampai pada pembaca sebagai
konsumen. Perlu diingat bahwa bagian terpenting dalam ekosistem ini adalah
penulis.
Didalam pertumbuhan industri penerbitan tidak lepas
dari hambatan-hambatan diantaranya:
·
Minat Baca
-
Budaya Baca
-
Kurangnya bahan bacaan
-
Kualitas harapan
·
Minat Menulis
-
Budaya tulis
-
Tidak tau prosedur menulis dan penerbitan
-
Anggapan yang salah tentang dunia penulisan dan
penerbitan
·
Apresiasi Hak Cipta
-
Pembajakan
-
Duplikasi non illegal
-
Perangkat hukum
Melihat hambatan diatas,Inilah yang menyebabkan
Literasi di Indonesia masih rendah dibandingkan dngan negara-negara tetangga.
Untuk mencapai
pada naskah/ hasil karya akan diterbitakan tentunya tema yang diangkat harus
popular dan penulisnya juga harus popular.
Kata kunci untuk menulis : kemauan dan keberanian untuk
mcencoba memulai sesuatu yang baru…kerja keras dan tetap semangat…
Yuk berani mencoba
BalasHapusYuk tetap selalu semangat dalam menulis
BalasHapustrimakasi atas motivasinya...
BalasHapus