Koneksi Antar Materi Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin
Pembelajaran
Bagaimana Pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi
Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan
sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
Menurut filosofi Ki Hajar Dewantara,
seorang pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya)
hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak." Guru ibaratnya seorang
petani sedangkan murid adalah benih-benih yang disemai, benih ini akan tumbuh
sesuai dengan kodrat alamnya. Apabila benih ini dipupuk dan selalu dibersihkan
maka akan dapat tumbuh dengan subur
demikian sebaliknya. Pertumbuhannya seiring dengan kodrat zaman.
Demikian pula dengan siswa kita yang senntiasa akan tumbuhsesuai dengan kodrat
alam dan kodrat zamannya.
Pendidik adalah pamong yang senantiasa menuntun
siswanya.
Proses menuntun yang dilakukan oleh guru berkitan erat
dengan salah satu filosofi Ki Hajar Dewantara yaitu filosofi Pratap Triloka.
Tiga prinsip yang mendasari seorang guru untuk melakukan sebuah proses menuntun
yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.
- ü Ing Ngarsa Sung Tuladha merupakan merupakan filosofi yakni memantapkan kita untuk mampu menjadi
teladan kepada anak didik.
- ü Ing Madya Mangun Karsa filosofi yang menyemangati ketika
kita berada di tengah-tengah mereka agar bisa menjadi motivator yang mampu
membangkitkan kemauan dan membangun keberagaman potensi peserta didik..
- ü Tut Wuri Handayani,Filosofi ini memiliki makna ketika posisi
guru berada di belakang maka pendidik mampu mengarahkan, menyemangati dan mendorong
peserta didik untuk bisa lebih maju dalam segala hal terutama proses
pembelajaran.
Filosofi pratap triloka mendorong bagaimana guru dapat
menjadi sumber ilmu pengetahuan dan menjadi pemimpin pembelajaran yang mampu
mengambil keputusan secara tepat dan bijaksana. Bagaimana pengambilan
keputusan yang mampu memerdekakan murid seutuhnya dan menciptakan pembelajaran
yang berpusat dan berpihak pada murid.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita,
berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan keputusan?
Setiap
pendidik semestinya memiliki nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam
dirinya, senbab hal ini akan berpengaruh
terhadap diri nya dalam menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid.
Nilai-nilai
yang tertanam ini akan mampu menghantarkan
pendidik dalam mengambil
keputusan yang tepat dan benar. Nilai-nilai
positif tersebut seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif,
serta berpihak pada murid. Hal ini juga kita jumpai pada nilai dan peran
seorang guru Penggerak. Nilai –nilai yang positif ini akan mampu mendorong
seorang pendidik didalam mengambil keputusan yang tepat,karena merupakan
pengimplementasian kompetensi social emosional kesadaran diri, pengelolaan
diri, kesadaran social dan keterampilan
berinteraksi social dalam mengambil keputusan secara berkesadaran penuh untuk
meminimalisir kesalahan dan konsekuensi yang bakal terjadi.
Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi
pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching (bimbingan) yang
diberikan pendamping atau fasilitator
dalam perjalanan proses pembelajaran kita terutama dalam
pengujianpengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan
keputusan tersebut telah efektif, masihkan ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri
kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal ini tentunya bisa dibantu oleh
sesi “coaching” yang telah di bahas pada modul2 sebelumnya.
Kegiatan coaching merupakan upaya
yang dilakukan oleh seorang pendidik terhadap peserta didiknya dalam menggali
permasalahan yang muncul pada peserta didik untuk kemudian peserta didik dapat
memecahkan atau mencari solusinya. Dalam
kegiatan ini guru merupakan coach dan peserta didik sebagai coachee.
Pengambilan keputusan yang tepat dengan resiko yang sekecil-kecilnya
terlaksana dengan coaching. Pertanyaan-pertanyaan reflektif muncul dalam proses
coaching. Pertanyaan tersebut menstimulus kerja otak peserta didik untuk
bekerja secara maksimal dan melakukan metakognisi untuk menentukan sebuah
keputusan yang diambil dari hasil penggalian potensi mereka. Keputusan sendiri
yang tepat dan benar sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi.
Pembahasan studi kasus yang focus pada masalah moral atau
etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
Keberpihakan pada murid tentunya mampu menciptakan suasana
nyamandalam proses pembelajaran. Seorang pendidik yang dapat melihat
permasalahan dari berbagai segi sehingga dapat dengan tepat membedakan apakah
permasalahan yang dihadapi termasuk dilemma etika ataukah bujukan moral.
Didalam mengambil sebuah keputusan, nilai-nilai yang
dianutnya akan mempengaruhi dirinya, baik secara sadar maupun tidak terlebih ketika dihadapkan dengan kasus-kasus
yang focus terhadap masalah moral dan etika. Apabila nilai-nilai yang dianutnya
nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat
dipertanggung jawabkan begitu juga sebaliknya.
Dampak pengambilan keputusan yang tepat terhadap terciptanya
lingkungan yang positif, kondusif, aman
dan nyaman
Pengambilan keputusan yang tepat akansangat berdampak. Hal ini dapat kita lihat pada ketika kita dapat mengambil sutu keputusan
yang tepat.Proses pengambilan keputusan dalam pembelajaran ditempuh dengan
melihat terlebih dahulu 4 paradigma, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9
langkah pengambilan keputusan . Ketika kita sudah menerapkan langkah tersebut
dan keputusan sudah kita ambil, dengan harapan keputusan akan menguntungkan
kedua belah pihak. Maka akan tercipta suasana lingkungan yang kondusif, positif,
nyaman dan aman.
Kesulitan-kesulitan sulit yang dihadapi dalam melaksanakan
pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika serta masalah perubahan
paradigma di lingkungan sekolah
Didalam kehidupan bersosial tentunya tidak terlepas dari kesulitan-kesulitan
pengambilan keputusan terhdapa kasus-kasus dilema etika yang ada disekitar
kita. Kasus yang kita hadapi menuntut kita untuk berfikir cerdas dan mengambil
keputusan yang bisa menguntungkan semua pihak. Untuk tercapainya hal tersebut terkadang sering kita menemui kesulitan
seperti:
· Adanya keterbatasan pengetahuan dan pengalaman menjadi salah
satu kendala pribadi yang muncul.
· Kehawatiran akan keputusan yang diambil tidak tepat menjadi
· Ketidak cermatan dalam mengindentifikasi fakta dan informasi
awal
· Perbedaan sudut pandang setiap orang dalam mengambil
keputusan suatu kasus yang sama menyebabkan sulitnya mendapatkan kesepakatan
keputusan.
Keempat kesulitan
diatas akan memberikan pengaruh terhadap paradigma pengambilan keputusan dan langkah pengambilan
keputusan yang akan kita ambil.
Pengaruh pengambilan keputusan terhadap pengajaran yang
memerdekakan murid-murid
Pengambilan keputusan dalam pembelajaran tidaklah mudah
dilakukan karean akan berdampak pada banyak orang. Untuk itu kita dituntut
untuk memiliki wawasan pandangan keilmuan untuk dapat melakukannya. Seorang
pendidik diharapkan memiliki kompetensi terhadap pengambilan keputudsan dalam
pembelajaran ini. Pada program guru penggerak salah satu tujuannya adalah
bagaimana mencapai merdeka belajar pada peserta didik.sehingga apabila menemui
kasus atau dihadapkan pada dilema etika membutuhkan suatu proses penyelesaian
mengutamakan keberpihakan pada murid, menuntun peserta didik ungtuk dapat
merdeka dan berkembang sesuai dengan
kodrat alam dan kodrat zamannya.
Proses pengambilan keputusan terhadap kasus yang ada pada murid dapat kita gali
potensi dan permasalahnnya melalui coaching sehingga murid dapat menyelesaikan
masalhnya sendiri dan mengambil keputusan atau komitmen dari diri pribadi
murid.
Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dapat
mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya
Seorang pendidik merupakan pemimpin dalam
pembelajaran,karenanya pendidik dituntun untuk kretif dan inovatif dalam
kemajuan peserta didik. Keberagaman peserta didik mempengaruhi keberagaman
dalam sudut pandang dan cara menghadapi siswa dalam pembelajaran.
Keberagaman ini menuntut pendidik untuk dapat mengatasi
siswa dalam pembelajaran maupun mengambil keputusan dalam pembelajaran.
Keputusan yang diambil pendidik sebagai pemimpin
pembelajaran dalam menyelesaikan permasalahan peserta didiknantinya akan mempengaruhi siswa dalam menentukan
langkah selanjutnya karena jika
tepat akan lebih menjadikan mereka menjadi pribadi-pribadi yang tangguh, matang
dan dewasa. Sebaliknya apabila kurang tepat maka pendidik sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya mampu meminimalisir kemungkinan negative atau resiko dari
ketidaktepatan keputusan tersebut. Dengan demikian peserta didikpun akan tetap dapat tumbuh sebagai insan yang tangguh, cermat dan teliti dalam mengambil
keputusan ketika dihadapkan dengan
persoalan yang mereka hadapi.
Simpulan pembelajaran modul 3.1 dan keterkaitannya dengan
modul-modul sebelumnya
Pengambilan Keputusan
dalam pembelajaran membutuhkan anlaisis yang mendalam sebelum keputusan final diambil.Dibutuhkannya
kehati-hatian dan kecermatan dalam bertindak sehingga keputusan ini dapat memuaskan dan mengakomodir
pihak yang memiliki dilema.
Nilai-nilai yang diharapkan
dimiliki oleh seorang pendidik yakni kreatif, inovatif, mandiri, mampu
berkolaborasi dan senantiasa menciptakan suatu kondisi yang berpihak terhadap
murid.
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran diharapkan mampu membangun hubungan
sinergis yang dapat menciptakan kondisi yang nyaman untuk berkolaborasi dan
bermitra dengan berbagai pihak terlebih dengan peserta didik. Terbangunnya kolaborasi
dan kemitraan akan mendorong untuk mendapatkan suatu keputusan yang dapat
memawakili harapan dan keinginan setiap pihak yang berada dalam lingkungan
pendidikan.
Merdeka belajar
merupakan tujuan pembelajaran
yang diharapkan.Kemerdekaan
belajar yang didapatkan peserta didik mampu menciptakan pembelajaran yang
selalu memperhatikan dan mempertimbangkan kebutuhan murid. Baik dari segi minat,
profil dan kesiapan belajar mereka.
Pembelajaran social emosional yang diterapkan pada peserta didik sebagai upaya untuk menjadikan kondisi
berkesadaran penuh dan focus dalam mengambil sebuah keputusan tepat yang dapat
mengakomodir aspirasi peserta didik.
Usaha-usaha diatas merupakan upaya yang dilakukan oleh
pendidik sebagai langkah
untukmenumbuhkan potensi yang dimiliki
peserta didik.
Disamping itu diperlukan suatu pendekatan yang biasanya disebut Coaching. Coaching ini
membantu peserta didik didalam menggali potensi peserta didik didalam memecahkan masalah sendiri .Peran
pendidik yakni meuntun dan mengarahkan tumbuh kem
angnya den gan melalui pertanyaan-pertanyan
efektif untuk mampu mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi peserta didik. Kegiatan coaching selain dilakukan pada
murid, juga dilakukan kepada teman sejawat dan waraga sekolah sebagai upaya
dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.
Ketika seorang individu ingin keluar dari suatu permasalahan
yang dihadapi maka harus memiliki akal dan karsa dimana keduanya tidak boleh
bertentangan dengan moral. Karsa merupakan suatu unsur yang tidak terpisahkan
dari perilaku manusia. Karsa inierat hubungannya dengan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang
dianut oleh seseorang, disadari atau pun tidak. Nilai-nilai atau
prinsip-prinsip inilah yang kemudian mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil
suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika.
Pada saat
dihadapkan pada dilemma etika ,tidak lepas dari 3 prinsip digunakan yakni:
1.
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
2.
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
3.
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Disamping menerapkan tiga prinsip di atas, dalam pengambilan
keputusan, kita juga harus mempertimbangkan 4 paradigma, agar kita bisa lebih
menganalisis permasalahan yang terjadi hingga nantinya kita bisa mengambil
keputusan yang benar. Keempat paradigm tersebut adalah:
1. Individu lawan masyarakat
(individual vs community)
2. Rasa Keadilan lawan rasa Kasihan
(justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan Kesetiaan ( truth
vs loyality)
4. Jangka pendek lawan jangka
panjang (short term vs long term)
Sebagai seorang pemimpin
pembelajaran, Untuk dapat memastikan bahwa keputusan yang kita ambil adalah
benar dan tepat maka diperlukanlah pengujian untuk mengetahui apakah keputusan
tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengambilan keputusan secara
etis. Pengujian inipun di lakukan melalui 9 langkah pengujian. Adapun 9 langkah
tersebut terdiri dari:
Langkah 1: Mengenali bahwa ada
nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.
Langkah 2: Menentukan siapa
yang terlibat dalam situasi ini
Langkah 3: Kumpulkan
fakta-fakta yang relevan
Langkah 4: Pengujian benar atau
salah, yang terdiri atas:
1.Uji Legal
2. Uji Regulasi/Standar Profesional
3.Uji Intuisi
4.Uji Halaman Depan Koran
5.Uji Panutan/Idola
Langkah 5: Pengujian Paradigma
Benar lawan Benar
Langkah 6:Melakukan
Prinsip Resolusi
Langkah 7: Investigasi Opsi
Trilema
Langkah 8: Buat keputusan
Langkah 9, Tinjau lagi keputusan dan refleksikan
Pengambilan keputusan yang tepat, akan berdampak pada
terciptanya lingkungan yang , kondusif, aman dan nyaman. Satu hal yang perlu kita
pahami , bahwa apapun keputusan yang kita ambil belum tentu selalu dapat memuaskan semua pihak. Namun yang terpenting
adalah semua tahapan yang kita lakukan
agar keputusan yang kita ambil bisa dipertanggung jawabkan dan bisa diterima
oleh banyak orang.
Apabila terjadi kasus seperti atasan atau pengambil
kebijakan tidak setuju dengan keputusan yang kita ambil dan menyebabkan terjadi hal yang tidak kita
inginkan seperti tiba-tiba kita dimutasi. Maka
yang perlu kita sadari adalah apapun yang terjadi sudah sesuai dengan
ketentuan Allah, dan nyakinlah Allah punya rencana indah dikemudian hari karena
hanya Dia yang maha tahu apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita
inginkan.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari materi yang ada dari modul
1 sampai modul 3 pendidikan guru penggerak adalah bahwa sebagai seorang pemimpin
pembelajaran guru memiliki peran yang sangat penting untuk mencetak generasi yang
unggul sesuai dengan cita-cita luhur bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mencetak generasi profil pelajar Pancasila.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar