3.1.a.10. Aksi Nyata
( Praktik menjadi pengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran )
Setiap pendidik
semestinya memiliki nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam dirinya,
ini akan berpengaruh terhadap diri nya
dalam menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid.
Nilai-nilai
yang tertanam ini akan mampu menghantarkan
pendidik dalam mengambil
keputusan yang tepat dan benar. Nilai-nilai
positif yang ada seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif,
serta berpihak pada murid. Hal ini juga kita jumpai pada nilai dan peran
seorang guru Penggerak. Nilai –nilai yang positif ini akan mampu mendorong
seorang pendidik didalam mengambil keputusan yang tepat,karena merupakan
pengimplementasian kompetensi social emosional kesadaran diri, pengelolaan
diri, kesadaran social dan keterampilan
berinteraksi social dalam mengambil
keputusan secara berkesadaran penuh untuk meminimalisir kesalahan dan
konsekuensi yang bakal terjadi.
Sebagai
Pemimpin Pembelajaran,Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran
melalui 4 paradigma dilema etika, 3
prinsip-prinsip dilema etika dan 9 langkah dalam pengujian dalam pengambilan
keputusan. Melalui tahapan –tahapan ini diharapkan dapat mengambil keputusan yang
tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Peristiwa
(Facts)
Latar
Belakang
Lingkungan
keluarga dan lingkungan sekolah adalah dua hal yang sangat berpengaruh dalam
pencapaian murid di sekolah. Pendidika yang pertama dan utama adalah lingkungan
keluarga setelah itu barulah pendidikan di sekolah. Pendidikan di rumah
tentunya menjadi tanggung jawab Orangtua/Keluarga,sementara di sekolah
merupakan tanggung jawab dari Dewan Guru. Pendidikan di lingkungan keluarga
berbeda-beda karena di latar belakangi oleh kondisi keluarga yang berbeda,keadaan ekonomi yang
beragam, latar belakang pendidikan orang tua yang berbeda serta lingkungan yang
berbeda pada setiap murid tentu membawa
keberagaman dalam perkembangan dan pencapaiannya. Sebagai seorang pendidik
tentunya diharapkan dapat menuntun siswa didalam berbagai situasi dan kondisi
termasuk didalam membantu mereka didalam menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi. Keunikan dan keberagaman kondisi dan permasalahan inilah
yang menjadi bahan dari bagaimana mencari solusi dari permasalahan yang
dihadapi. Di tempat saya mengajar tidak sedikit dari murid saya yang berasal
dari keluarga pra sejahtera (kurang mampu) dan lingkungan keluarga yang “broken
home”. Keadaan tersebut seringkali berakibat dan
memaksa murid untuk tidak dapat bersekolah secara maksimal. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, seluruh elemen baik di sekolah dan di rumah harus
berkomitmen dan bersinergi dalam mencari penyelesaian terbaik bagi murid.
Untuk
memperoleh penyelesaian yang tepat dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran harus melalui 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip dilema etika dan
9 tahapan dalam pengujian dan pengambilan keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran.
Permasalahan
Yang Dihadapi
Adanya
virus/pandemi yang melanda yakni covid-19
mengharuskan sekolah untuk menerapkan pola Pembelajaran Tatap Muka (PTM)
Terbatas. Ketika Pembelajaran Tatap Muka terbatas diberlakukan, ada kasus murid
yang sejak awal PTM tidak pernah masuk sekolah dikarenakan orang tuanya
bercerai dan keadaan itu membuat murid ini menjadi malas untuk sekolah. Dalam
mengidentifikasi masalah tersebut, saya terlebih dahulu mengumpulkan data-data
yang ada dengan bertanya pada teman-teman yang berdekatan rumah dengannya dan
bertanya pada guru lain yang mengajar di kelasnya. Informasi atau fakta yang
saya dapatkan adalah murid tersebut jarang masuk sekolah karena orang tuanya
bercerai dan murid tersebut belum bisa menerima kenyataan bahwa ayahnya harus
menikah lagi untuk kedua kalinya, meninggalkan dirinya, adiknya dan ibunya.
Adapun
alasan saya melakukan Aksi Nyata ini adalah untuk mengembalikan semangat dan
motivasi murid tersebut untuk rajin masuk sekolah kembali seperti sebelumnya
sehingga tidak tertinggal pelajaran dari guru-gurunya.
Tindakan
dalam Aksi Nyata yang saya akan lakukan
- Setelah mendapat data atau fakta, saya mendiskusikan hal tersebut
dengan guru Bimbingan Konseling (BK) untuk mendiskusikan langkah atau
tindakan yang harus saya lakukan selanjutnya.
- Melakukan kunjungan atau visitasi ke rumah murid tersebut bersama guru
BK untuk memperoleh data yang lebih valid terkait hal itu. Dari kunjungan
tersebut saya mendapat informasi dari ibunya bahwa anaknya saat ini tidak
ceria seprerti yang dulu lagi, berubh menjadi pendiam,murung dan malas
untuk sekolah karena masih merasa kecewa dengan kondisi keluarganya saat
ini. Setelah mengetahui hal itu, saya dan guru BK melakukan pembinaan, memberikan
nasehat, semangat dan motivasi
kepada murid tersebut untuk terus bersekolah dan mengembalikan rasa
percaya dirinya agar terus semangat dan tetap bersekolah seperti
sebelumnya.
- Membuat kesepakatan dengan siswa tersebut dan bekerja sama dengan
ibunya dalam mengawasi dan memotivasi si murid untuk terus dan tetap
bersekolah seperti sedia kala.
- Memantau perkembangan mental dan kehadiran dari murid tersebut.
- Bekerja sama dengan guru bidang studi untuk terus mengontrol kehadiran
dari murid tersebut.
- Melakukan kontak telepon dengan keluarga jika murid tersebut tidak
berada atau tidak masuk sekolah.
Hasil
yang diperoleh
Setelah
melakukan serangkaian pendampingan dan bimbingan, Home visit serta melakukan kerja
sama dengan semua pihak, tak lupa juga kesungguhan /komitmen dari murid
tersebut untuk terus bersekolah.Dari hasil pengamatan terhadap murid tersebut dalam
sepekan sudah mulai terlihat adanya perubahan sikap dan perilakunya yang kembali terlihat ceria
dan terus masuk sekolah.
Perasaan
(Feelings)
Rasa
senang dan bahagia serta syukur yang tak terhingga karena sudah berhasil
membantu murid dalam mengembalikan rasa percaya dirinya, memberi semangat dan termotivasi untuk terus dan tetap
bersekolah demi meraih cita-citanya.
Pembelajaran
(Findings)
Pembelajaran
yang bisa diambil dari peristiwa ini adalah masalah rumah tangga atau
perceraian sangat berpengaruh dalam perkembangan mental dan semangat anak dalam
melakukan sesuatu. Dibutuhkan kerja sama yang baik dan bersungguh-sungguh dari
semua pihak untuk mengembalikan rasa percaya diri dan semangat dari anak korban
“broken home” tersebut.
Penerapan
kedepan (Future)
Kedepannya,
dibutuhkan perhatian lebih terhadap perubahan sikap dan perilaku setiap murid
dan terus memantau kehadiran mereka untuk memastikan bahwa keadaan mereka
baik-baik saja dan jika ada masalah yang sedang di hadapi yang sekiranya dapat menganggu belajar mereka agar dapat dicari
penyelesaiannya atau dapat ditanggulangi segera atau secepatnya.
Meskipun begitu,
dengan banyaknya dan beragamnya permasalahan yang dialami oleh murid-murid kami
di sekolah, tentu tidak semuanya dapat ditanggulangi dengan hasil yang
membahagiakan dan ini akan menjadi pembelajaran yang akan memperkaya pengalaman
kami sebagai guru.
Dokumentasi Kegiatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar