Senin, 18 Oktober 2021

3.1.a.10. Aksi Nyata (Praktik menjadi pengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran)

3.1.a.10. Aksi Nyata

( Praktik menjadi pengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran )


Setiap pendidik semestinya memiliki nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam dirinya, ini  akan berpengaruh terhadap diri nya dalam menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Nilai-nilai yang tertanam ini akan mampu menghantarkan  pendidik dalam  mengambil keputusan yang tepat dan benar. Nilai-nilai   positif yang ada seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Hal ini juga kita jumpai pada nilai dan peran seorang guru Penggerak. Nilai –nilai yang positif ini akan mampu mendorong seorang pendidik didalam mengambil keputusan yang tepat,karena merupakan pengimplementasian kompetensi social emosional kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran social  dan keterampilan berinteraksi social dalam  mengambil keputusan secara berkesadaran penuh untuk meminimalisir kesalahan dan konsekuensi yang bakal terjadi.

Sebagai Pemimpin Pembelajaran,Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran melalui  4 paradigma dilema etika, 3 prinsip-prinsip dilema etika dan 9 langkah dalam pengujian dalam pengambilan keputusan. Melalui tahapan –tahapan ini diharapkan dapat mengambil keputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Peristiwa (Facts) 

Latar Belakang

Lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah adalah dua hal yang sangat berpengaruh dalam pencapaian murid di sekolah. Pendidika yang pertama dan utama adalah lingkungan keluarga setelah itu barulah pendidikan di sekolah. Pendidikan di rumah tentunya menjadi tanggung jawab Orangtua/Keluarga,sementara di sekolah merupakan tanggung jawab dari Dewan Guru. Pendidikan di lingkungan keluarga berbeda-beda karena di latar belakangi oleh kondisi  keluarga yang berbeda,keadaan ekonomi yang beragam, latar belakang pendidikan orang tua yang berbeda serta lingkungan yang berbeda  pada setiap murid tentu membawa keberagaman dalam perkembangan dan pencapaiannya. Sebagai seorang pendidik tentunya diharapkan dapat menuntun siswa didalam berbagai situasi dan kondisi termasuk didalam membantu mereka didalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Keunikan dan keberagaman kondisi dan permasalahan inilah yang menjadi bahan dari bagaimana mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi. Di tempat saya mengajar tidak sedikit dari murid saya yang berasal dari keluarga pra sejahtera (kurang mampu) dan lingkungan keluarga yang “broken home”. Keadaan tersebut seringkali berakibat dan memaksa murid untuk tidak dapat bersekolah secara maksimal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, seluruh elemen baik di sekolah dan di rumah harus berkomitmen dan bersinergi dalam mencari penyelesaian terbaik bagi murid.

Untuk memperoleh penyelesaian yang tepat dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran harus melalui 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip dilema etika dan 9 tahapan dalam pengujian dan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

 

Permasalahan Yang Dihadapi

Adanya virus/pandemi  yang melanda yakni covid-19 mengharuskan sekolah untuk menerapkan pola Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas. Ketika Pembelajaran Tatap Muka terbatas diberlakukan, ada kasus murid yang sejak awal PTM tidak pernah masuk sekolah dikarenakan orang tuanya bercerai dan keadaan itu membuat murid ini menjadi malas untuk sekolah. Dalam mengidentifikasi masalah tersebut, saya terlebih dahulu mengumpulkan data-data yang ada dengan bertanya pada teman-teman yang berdekatan rumah dengannya dan bertanya pada guru lain yang mengajar di kelasnya. Informasi atau fakta yang saya dapatkan adalah murid tersebut jarang masuk sekolah karena orang tuanya bercerai dan murid tersebut belum bisa menerima kenyataan bahwa ayahnya harus menikah lagi untuk kedua kalinya, meninggalkan dirinya, adiknya dan ibunya.

Adapun alasan saya melakukan Aksi Nyata ini adalah untuk mengembalikan semangat dan motivasi murid tersebut untuk rajin masuk sekolah kembali seperti sebelumnya sehingga tidak tertinggal pelajaran dari guru-gurunya.

Tindakan dalam Aksi Nyata yang saya akan lakukan

  1. Setelah mendapat data atau fakta, saya mendiskusikan hal tersebut dengan guru Bimbingan Konseling (BK) untuk mendiskusikan langkah atau tindakan yang harus saya lakukan selanjutnya.
  2. Melakukan kunjungan atau visitasi ke rumah murid tersebut bersama guru BK untuk memperoleh data yang lebih valid terkait hal itu. Dari kunjungan tersebut saya mendapat informasi dari ibunya bahwa anaknya saat ini tidak ceria seprerti yang dulu lagi, berubh menjadi pendiam,murung dan malas untuk sekolah karena masih merasa kecewa dengan kondisi keluarganya saat ini. Setelah mengetahui hal itu, saya dan guru BK melakukan pembinaan, memberikan nasehat, semangat  dan motivasi kepada murid tersebut untuk terus bersekolah dan mengembalikan rasa percaya dirinya agar terus semangat dan tetap bersekolah seperti sebelumnya.
  3. Membuat kesepakatan dengan siswa tersebut dan bekerja sama dengan ibunya dalam mengawasi dan memotivasi si murid untuk terus dan tetap bersekolah seperti sedia kala.
  4. Memantau perkembangan mental dan kehadiran dari murid tersebut.
  5. Bekerja sama dengan guru bidang studi untuk terus mengontrol kehadiran dari murid tersebut.
  6. Melakukan kontak telepon dengan keluarga jika murid tersebut tidak berada atau tidak masuk sekolah.

 

Hasil yang diperoleh

Setelah melakukan serangkaian pendampingan dan bimbingan, Home visit serta melakukan kerja sama dengan semua pihak, tak lupa juga kesungguhan /komitmen dari murid tersebut untuk terus bersekolah.Dari hasil pengamatan terhadap murid tersebut dalam sepekan sudah mulai terlihat adanya perubahan  sikap dan perilakunya yang kembali terlihat ceria dan terus masuk sekolah.

Perasaan (Feelings)

Rasa senang dan bahagia serta syukur yang tak terhingga karena sudah berhasil membantu murid dalam mengembalikan rasa percaya dirinya, memberi semangat  dan termotivasi untuk terus dan tetap bersekolah demi meraih cita-citanya.

Pembelajaran (Findings)

Pembelajaran yang bisa diambil dari peristiwa ini adalah masalah rumah tangga atau perceraian sangat berpengaruh dalam perkembangan mental dan semangat anak dalam melakukan sesuatu. Dibutuhkan kerja sama yang baik dan bersungguh-sungguh dari semua pihak untuk mengembalikan rasa percaya diri dan semangat dari anak korban “broken home” tersebut.

Penerapan kedepan (Future)

Kedepannya, dibutuhkan perhatian lebih terhadap perubahan sikap dan perilaku setiap murid dan terus memantau kehadiran mereka untuk memastikan bahwa keadaan mereka baik-baik saja dan jika ada masalah yang sedang di hadapi yang sekiranya dapat  menganggu belajar mereka agar dapat dicari penyelesaiannya atau dapat ditanggulangi segera atau secepatnya.

Meskipun begitu, dengan banyaknya dan beragamnya permasalahan yang dialami oleh murid-murid kami di sekolah, tentu tidak semuanya dapat ditanggulangi dengan hasil yang membahagiakan dan ini akan menjadi pembelajaran yang akan memperkaya pengalaman kami sebagai guru.


Dokumentasi Kegiatan












Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Proofreeding Sebelum Menerbitkan Tulisan

    Pertemuan ke 12 BM 26 Narasumber                  : Susanto,S.Pd Moderator                    : Nur Dwi Yanti   Proofreeding  ...