Selasa, 15 Juni 2021

1.1.a.10 Refleksi Aksi Nyata


REFLEKSI AKSI NYATA 1.1.a.10 :

UPAYA MENUMBUHKAN NILAI KARAKTER SISWA DALAM DISIPLIN, TANGGUNGJAWAB, DAN SIKAP SOPAN SANTUN SISWA PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN SECARA LURING SISWA KELAS VIII DI SMPN 2 LABUAPI

  

Penulis : Rusmiyati, SE., MM

Asal Sekolah : SMPN 2 Labuapi

Pogram : Aksi Nyata Modul 1.1

Materi : Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara

Program Calon Guru Penggerak

Angkatan 2 Tahun 2021

Kabupaten Lombok Barat

NTB


A. LATAR BELAKANG

 

Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3, UU No.20 Tahun 2003).

Pendidikan merupakan cikal bakal kehidupan . Hidup akan semakin benderang dengan ilmu.Kihajar Dewantara adalah tokoh pejuang  pendidikan, membawa jiwa rakyat yang merdeka, mengedepankan gerbang emas kemerdekaan dan berkebudayaan bangsa. ,Filosofi pendidikan Indonesia yang diterapkan oleh Ki Hajar Dewantara yakni bagaimana mencapai profil pelajar pancasila. Sementara Guru Indonesiapun diharapkan dapat memiliki 5 ciri  karakter, yakni ;Berjiwa Nasionalis, Bernalar, pembelajar, professional dan berorientasi pada peserta didik.

Didalam pelaksanaan  kegiatan pembelajaran guru berusaha untuk membuat inovasi pembelajaran dengan harapan siswa dapat terlayani, faham dan menyenangkan .Selain tercapainya  aspek pengetahuan , nilai-nilai yang berkarakter juga di harapkan dapat  terbentuk, baik afeksi maupun psikomotor peserta didik. Dengan demikian  untuk mengembangkan pendidikan karakter diperlukan  suatu pendekatan pembelajaran yang mengandung unsur-unsur karakter menjadi bagian dari proses pembelajaran di dalam kelas. Pendidikan karakter harus menjadi bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas, yaitu dengan memasukkan atau menyisipkannya (infusing) ke dalam pengembangan pembelajaran dan menyelaraskannya dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI-KD) pada semua mata pelajaran, sebagaimana tercantum dalam Kurikulum 2013) (Darmawan, 2015).

Masa pandemic Covid-19 yang telah berlangsung lebih 1 tahun ini mengakibatkan proses pembelajaran  dengan cara kombinasi, yakni ada yang belajar secara online maupun secara offlinehampir 8 bulan ini membuat proses pembelajaran dilakukan di rumah (BDR) baik secara online maupun offline. Yang memiliki gadget pembelajaran secara online sebaliknya yang tidak memiliki gadget melakukan pembelajaran secara offline.

Di sekolah kami dimasa pandemi ini pembelajaran dilakukan secara kombinasi yakni secara daring maupun luring, namun dalam tulisan ini akan saya tampilkan ynag pembelajaran secara luring (offline). Pembelajaran secara luring ini di peruntukkan bagi siswa yang tidak memiliki gadget ataupun kesulitan dalam jaringan. Pada pembelajaran secara luring dilakukan di bebrapa titik yang terdekat dengan tempat tinggal siswa dengan demikian ada 6 pos yang dapat  di pilih oleh siswa.

Proses pembelajaran di rumah baik secara online dan offline dimana  peserta didik dituntut untuk mandiri, disiplin, aktif, tanggungjawab, peduli dengan kebersihan dan selalu menjaga kesopanan dalam berinteraksi dengan oranglain. Seringnya peserta didik terlambat hadir di ruang grup (WAG) maupun di tiap pos, sikap acuh tak acuh, kurang mengindahkan tata tertib sekolah dan kesepakatan yang telah dibuat, rendahnya budaya membaca, sikap sopan santun masih kurang, masih meremehkan prokes,  dan banyaknya siswa yang belum mencapai standar pencapaian minimal, hal ini merupakan contoh yang masih perlu penanaman nilai karakter di SMP Negeri 2 Labuapi. Peristiwa ini menggambarkan bahwa  siswa  belum memiliki rasa tanggung jawab sebagai pelajar  yang diharapkan dalam  memenuhi kriteria tujuan sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional .

Menghadapi kondisi demikian timbul keprihatinan saya sebagai guru mata pelajaran IPS terhadap peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Labuapi saat proses pembelajaran di lakukan.

 

B.      DESKRIPSI AKSI NYATA

B.1  TUJUAN

B.1.1   Tujuan Umum

·         Tujuan aksi nyata ini adalah untuk membentuk pribadi siswa agar menjadi lebih baik dan siap untuk bersaing di era global dengan cara  kontektual.

·         mengintegrasikan materi dan nilai yang terkandung dalam pembelajaran secara luring  pada mata pelajaran IPS dengan pendidikan karakter sebagai upaya revolusi mental .

B.1.2     Tujuan Khusus

·      Peserta didik dapat mengimplementasikan sikap disiplin, rasa tanggungjawab dan sopan santun agar dapat tumbuh menjadi pribadi  yang berkarakter.

·      Melalui pembelajaran IPS  peserta didik kelas VIII SMPN 2 Labuapi dapat lebih meningkatkan nilai disiplin, rasa tanggung jawab dan lebih mengedepankan nilai-nilai kesopanan pada diri mereka.

Penanaman nilai-nilai karakter yakni nilai disiplin, tanggungjawab dan sopan santun kedalam mata pelajaran IPS di harapkan dapat membawa siswa mampu menampilkan pribadinya dalam kehidupan. Nilai-nilai karakter adalah sikap dan perilaku yang didasarkan pada norma dan nilai yang berlaku di masyarakat, yang mencakup aspek spiritual, aspek personal/kepribadian, aspek sosial, dan aspek lingkungan. (Direktorat Pembinaan PAUD, 2012:4). 

Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak. Adapun yang dimaksud berkarakteradalah berkepribadian, beperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Sebagian menyebutkan karakter sebagai penilaian subjektif terhadap kualitas moral dan mental, sementara yang lainya menyebutkan karakter sebagai penilaian subjektif terhadap kualitas mental saja, sehingga upaya mengubah atau membentuk karakter hanya berkaitan dengan stimulasi terhadap intelektual seseorang.

Pendidikan karakter sangat perlu digalakkan di setiap sekolah, guna merealisasikan nilai-nilai karakter yang ditanamkan sejak dini pada peserta didik.

Dalam mewujudkan merdeka belajar yang berpihak pada murid pada siswa Kelas VIII SMP N 2 Labuapi dan dalam upaya menerapkan 3 karakter dalam kehidupan sehari – hari maka hal pertama yang penulis lakukan adalah membuat analisis diagnosis tentang kesepakatan kelas yang sudah ada sebelumnya. Berdasarkan analisis tersebut, dengan memperhatikan jawaban-jawaban terkait 3 karakter kedisiplinan, rasa tanggungjawab dan sikap sopan santun apakah yang telah diterapkan oleh peserta didik. Jurnal evaluasi diri serta pemberian feed back  yang sebelumnya telah di validasi oleh orangtua sebagai mitra sekolah di dalam membangun karakter positif anak di rumah.

Pengumpulan angket evaluasi diri ini berkaitan dengan kegiatan sehari-hari dirumah. Tentunya harus sinkron dengan apa yang tertulis di jurnal. Sinergi antara wali kelas, guru mata pelajaran  dan orang tua siswa untuk mengecek jurnal anak setiap harinya sangat berperan demi suksesnya program edukasi ini.

C. HASIL  AKSI NYATA

 

Setelah dilakukan aksi nyata adapun hasil yang diperoleh yakni dapat meningkatnya nilaii disiplin, tanggungjawab, dan sikap sopan santun dalam pembelajaran Luring mata pelajaran IPS bagi peserta didik kelas VIII di SMPN 2 Labuapi.

 

Dalam Aksi nyata, adapun kegiatan yang dilakukan  sebagai berikut.

1.  Dalam mengembangkan proses pembelajaran yang berpihak pada murid (student centered) guru menelaah respon dari diskusi awal/ diagnosis non kognitif yang tentunya tidak lepas dari tujuan merdeka belajar. Maka dapat diketahui bahwa peserta didik meyatakan masih banyak yang belum melaksanakan nilai karakter : kedisiplinan, tanggungjawab dan sopan santun. Dari pernyataan peserta didik maka di buatlah suatu kesepakatan berdasarkan gaya belajar yang diinginkan oleh mereka. Penekanan merdeka belajar yang ditekankan yakni  pada kesanggupan menyelesaikan penugasan  tepat waktu, kesanggupan untuk melibatkan orang tua mereka sebagai sumber belajar dirumah, inovasi karya berdasarkan potensi yang dimiliki peserta didik, dan kebebasan berpendapat saat mempresentasikan hasil karyanya.

2.  Respon siswa terkait usaha dalam menciptakan kondisi belajar yang kondusif dengan aturan baru yang telah di sepakati dengan menerapkan nilai-nilai karakter dalam setiap kegiatan proses pembelajaan sangatlah positif. Peserta didikpun antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dan mengerjakan penugasan walau  secara luring.

3. Kreativitas guru dalam pembelajaran secara luring yang menarik dan menyenangkan sangat memotivasi siswa terhadap kegiatan belajar. Motivasi yang muncul dari diri mereka merupakan respon positif yang menambah nilai lebih bagi individu dalam memulai pembelajaran yang menyenangkan dan menerima pembelajaran dengan lebih semangat.

4. Menanamkan pendidikan karakter memliki  rasa tanggungjawab dan sikap sopan santun . Prilaku baik yang dilakukan seperti melakukan shalat 5 waktu, membantu orang tua di rumah seperti menyapu, mencuci,menyetrika dll, serta membersihkan lingkungan.Hal ini menimbulkan kesenangan dalam diri siswa, orang tua dan lingkungan khususnya dalam hal menanamkan budi  dan pekerti. Apabila kita rujuk pada pemikiran KI Hajar Dewantoro tentunya pendidik wajib untuk menuntun lakunyaa peserta didik yang melipti budhi dan pekerti.

5. Penerapan pembelajaran secara daring di lakukan dengan pemberian materi secara kontekstual sesuai kehidupan nyata.

 Tolok ukur yang digunakan untuk  keberhasilan program ini dapat dilihat dintaranya dari meningkatnya jumlah siswa kelas VIII yang :

1) Hadir tepat waktu (data absensi siswa) meskipun harus terus diingatkan

2) Mengumpulkan      tugas-tugas     tepat     waktu     (data     jumlah      siswa yang mengumpulkan tepat waktu

3) Aktif bertanya & menjawab dalam proses kegiatan pembelajaran.

4) Jujur mengerjakan tugas/tes (Rubrik penilaian diri)

5) sopan santun saat pembelajaran ( foto saat )

6) Berdoa sebelum dan setelah proses pembelajaran. (berupa tulisan.)

Adapun Hasil dari integrasi pendidikan karakter yang terpadu dengan pembelajaran IPS yakni dapat  terbentuknya nilai karakter kedisiplinan, tanggungjawab, dan sopan santun.

 

1.    Disiplin adalah suatu sifat atau kemampuan yang dimiliki seseorang untuk taat dan bisa mengendalikan diri, agar tetap mematuhi aturan yang telah dibuat atau disepakati. ... Tentu disiplin tidak lepas dari aturan, norma, prosedur, organisasi, kerja sama, hukuman, dan lain sebagainya. (https://www.studilmu.com › blogs ›).

Menurut Suharsimi Arikunto (1980: 114), Disiplin adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya tanpa adanya paksaan dari pihak luar.Menurut Thomas Gordon (1996: 3)

Disiplin merupakan suatu sikap/perilaku yang pasti diharapkan oleh setiap pendidik agar kegiatan pembelajaran yang dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar kelas dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam pelaksanaan disiplin ini tentunya harus dimulai dari diri siswa. Karena tanpa kesadaran dari diri sendiri, maka apapun usaha yang dilakukan oleh orang di sekitarnya hanya akan sia-sia. Sikap kedisiplinan dikembangkan melalui kegiatan yang bermakna. Berikut ini adalah penanaman nilai kedisiplinan saat Pembelajaran secara daring dilakukan:

a)  hadir mengikuti pembelajaran IPS tepat waktu;

b)  mengumpulkan tugas yang diberikan guru tepat waktu

c)  selalu berdoa sebelum dan sesudah pelajaran

2. Tanggung jawab bisa menjadi perwujudan kesadaran dan kewajiban bagi manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tanggung jawab adalah keadaan di mana wajib menanggung segala sesuatu sehingga kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatu yang menjadi akibat.

Berikut ini adalah penanaman nilai karakter tanggungjawab saat Pembelajaran secara daring :

a)    Respon terhadap kegiatan.

b)    Jujur pada diri dan orang lain.

 

3.    Sopan santun yaitu satu sikap atau perilaku yang ramah pada orang yang lain, pada apa yang ia saksikan, ia rasakan, serta dalam kondisi, keadaan apa pun. Pada intinya dalam kegiatan sehari-hari atau dalam keadaan apapun kita mesti sopan  setiap saat. 

 Berikut ini penanaman nilai sikap sopan santun saat Pembelajaran secara daring:

a)  Mengucapkan salam kepada teman dan guru

b) Menyapa guru dan teman ketika bertemu  

c) Mengunakan bahasa yang baik dan sopan dalam berkomunikasi. 

 

D.  PEMBELAJARAN  YANG  DIDAPAT  DARI  PELAKSANAAN  AKSI NYATA 1.1

 

D.    1 Keberhasilan Dari Aksi Nyata 1.1

Kegiatan aksi nyata yang dilakukan terlihat pada kegitan pembelajaran secara daring yang mencoba menerapkan nilai karakter disiplin, tanggung jawab dan sopan santun.Secara perlahan dapt membuka pemikiran atau mind set penulis tentang pola pengajaran guru. Jika awalnya melakukan pembelajaran  memberikan tugas melalui instruksi saat ini lebih mengupayakan untuk memberikan tuntunan pada murid. Demikian halnya dengan murid, adanya kesepakatan di awal proses pembelajaran diperlukan untuk menggali potensi yang ada peserta didik. Pembelajaran yang didapat dari kegiatan aksi nyata ini adalah mampu menciptakan kreativitas, rasa tanggungjawab, sikap disiplin pada murid sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Pendidik menuntun siswa  sesuai kodratnya dalam mewujudkan profil pelajar pancasila. Dalam proses pembentukan karakter merupakan tahapan dalam membentuk sifat seseorang menjadi lebih baik. Proses tersebut tidak dapat dilakukan serta merta atau  secara langsung, melainkan butuh proses agar apa yang ingin dicapai  dapat berjalan  sesuai dengan yang di harapkann. Pembelajaranpun dapat menciptakan kesenangan, kenyamanan dan ketenangan dalam menanamkan budi pekerti pada peserta didik.Ada beberapa langkah  yang dapat kita gunakan untuk mengatasi peserta didik yang memiliki karakter yang kurang baik,antara lain :

1)   Peringatan secara nonverbal

2)   Dengarkan secara aktif.

3)   Membuat peraturan partisipasi.

4)   Gunakan humor.

5)   Abaikan perilaku yang tidak begitu negatif.

6)   Pendekatan secara pribadi atau melibatkan orangtua untuk berdiskusi apabila diperlukan.

D. 2 Kendala Yang Dihadapi Dalam Pembelajaran Dari Pelaksanaan Aksi Nyata

Dalam penerapan  nilai karakter   siswa tentuntya tidak terlepas dari  kendala-kendala  diantaranya sulitnya menuntun dan memantau penerapan nilai karakter murid dalam kondisi belajar secara luring atau dirumah. Menghadapi kendala yang ada adapun solusi yang dilakukan yakni, pendidik harus ekstra sabar dan lebih meningkatkan komunikasi, kolaborasi dan keterlibatan orangtua/ wali murid dalam proses pengawasan dirumah berkaitan dengan penerapan nilai-nilai karakter.4 K yang telah disepakati bersama.

E. RENCANA PERBAIKAN DI MASA MENDATANG

Setelah melakukan aksi nyata untuk kedepannya penulis akan menularkan hal-hal baik yang sudah dilakukan.Kegiatan yang terkait dengan penerapan merdeka belajar ini juga akan di tularkan kepada rekan-rekan guru lainnya di sekolah secara bertahap. Dimulai dari kegitan pertemuan, memperkenlakan refleksi yang dilakukan seorang guru sampai pada praktik baik cara mengajar,ini dilakukan secara berkala. Dari kegiatan refleksi dan praktik baik  akan bisa mengevaluasi diri sehingga  akan muncul keinginan diri untuk menjadi yang lebih baik  untuk meningkatkan pelayanannya kepad peserta didik.

Adapun  hal-hal  yang perlu diperbaiki di masa mendatang terkait dengan penerapan nilai-nili karakter siswa, bahwa dibutuhkan strategi dalam proses penguatan penerapannya di kelas agar dapat diterapkan secara berkesinambungan sehingga akan menjadi suatu pembiasaan yang positif yang pada akhirnya  akan mempengaruhi pembentukan karakter murid, pada proses kegiatan pembelajaran  dapat dilakukan dengan cara:

1.    Memberikan contoh yang baik pada siswa/menjadi teladan

2.    Memberikan apresiasi pada siswa terhadap yang telah dilakukan

3.    Memberikan pesan moral pada setiap pelajaran.

4.    Jujur dan terbuka pada kesalahan.

5.    Mengajarkan sopan santun.

6.    Berpihak pada murid.

7.    Biarkan siswa menjadi pemimpin.

8.    Berbagi pengalaman

9.    Literasi Sekolah.

 

Pentingnya nilai karakter bagi siswa pada pendidikan akan sangat bermanfaat dalam pembinaan budi pekerti, menciptakan pribadi dengan selalu memperhatikan nilai-nilai  sosial, seperti kedisiplinan, toleransi, tanggung jawab, sikap sopan santun dan yang lainnya. 

 



 

 to kegiatan awal pembelajaran  Secara luring : Kehadiran siswa di posko,  berdo’a, melakukan diagnosis awal dan melkukan refleksi.

Kehadiran siswa di posko lebih awal dari yang lain.


 

Kegiatan berdo’a, melakukan diagnosis awal

 





 

Foto kegiatan pembelajaran di posko ( belajar bersama guru ) 

 







    








  

Melakukan Refleksi






 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Proofreeding Sebelum Menerbitkan Tulisan

    Pertemuan ke 12 BM 26 Narasumber                  : Susanto,S.Pd Moderator                    : Nur Dwi Yanti   Proofreeding  ...