REFLEKSI AKSI NYATA 1.1.a.10 :
UPAYA
MENUMBUHKAN NILAI KARAKTER SISWA DALAM DISIPLIN, TANGGUNGJAWAB, DAN SIKAP SOPAN
SANTUN SISWA PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN SECARA LURING SISWA KELAS VIII DI SMPN
2 LABUAPI
Penulis : Rusmiyati,
SE., MM
Asal Sekolah : SMPN 2
Labuapi
Pogram : Aksi Nyata
Modul 1.1
Materi : Refleksi
Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara
Program Calon Guru
Penggerak
Angkatan 2 Tahun 2021
Kabupaten Lombok Barat
NTB
A. LATAR BELAKANG
Tujuan pendidikan
nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (Pasal 3, UU No.20 Tahun 2003).
Pendidikan merupakan cikal bakal kehidupan
. Hidup akan semakin benderang dengan ilmu.Kihajar Dewantara adalah tokoh
pejuang pendidikan, membawa jiwa rakyat
yang merdeka, mengedepankan gerbang emas kemerdekaan dan berkebudayaan bangsa. ,Filosofi
pendidikan Indonesia yang diterapkan oleh Ki Hajar Dewantara yakni bagaimana
mencapai profil pelajar pancasila. Sementara Guru Indonesiapun diharapkan dapat
memiliki 5 ciri karakter, yakni ;Berjiwa
Nasionalis, Bernalar, pembelajar, professional dan berorientasi pada peserta
didik.
Didalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru berusaha untuk
membuat inovasi pembelajaran dengan harapan siswa dapat terlayani, faham dan
menyenangkan .Selain tercapainya aspek
pengetahuan , nilai-nilai yang berkarakter juga di harapkan dapat terbentuk, baik afeksi maupun psikomotor
peserta didik. Dengan demikian untuk
mengembangkan pendidikan karakter diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang mengandung
unsur-unsur karakter menjadi bagian dari proses pembelajaran di dalam kelas.
Pendidikan karakter harus menjadi bagian dari kegiatan pembelajaran yang
dilakukan di kelas, yaitu dengan memasukkan atau menyisipkannya (infusing) ke
dalam pengembangan pembelajaran dan menyelaraskannya dengan Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar (KI-KD) pada semua mata pelajaran, sebagaimana tercantum dalam
Kurikulum 2013) (Darmawan, 2015).
Masa pandemic Covid-19
yang telah berlangsung lebih 1 tahun ini mengakibatkan proses pembelajaran dengan cara kombinasi, yakni ada yang belajar
secara online maupun secara offlinehampir 8 bulan ini membuat proses
pembelajaran dilakukan di rumah (BDR) baik secara online maupun offline. Yang memiliki gadget
pembelajaran secara online sebaliknya yang tidak memiliki gadget melakukan
pembelajaran secara offline.
Di sekolah kami dimasa pandemi ini
pembelajaran dilakukan secara kombinasi yakni secara daring maupun luring,
namun dalam tulisan ini akan saya tampilkan ynag pembelajaran secara luring
(offline). Pembelajaran secara luring ini di peruntukkan bagi siswa yang tidak
memiliki gadget ataupun kesulitan dalam jaringan. Pada pembelajaran secara
luring dilakukan di bebrapa titik yang terdekat dengan tempat tinggal siswa
dengan demikian ada 6 pos yang dapat di
pilih oleh siswa.
Proses pembelajaran di
rumah baik secara online dan offline dimana peserta didik dituntut untuk mandiri,
disiplin, aktif, tanggungjawab, peduli dengan kebersihan dan selalu menjaga
kesopanan dalam berinteraksi dengan oranglain. Seringnya peserta didik
terlambat hadir di ruang grup (WAG) maupun di tiap pos, sikap acuh tak acuh,
kurang mengindahkan tata tertib sekolah dan kesepakatan yang telah dibuat,
rendahnya budaya membaca, sikap sopan santun masih kurang, masih meremehkan
prokes, dan banyaknya siswa yang belum
mencapai standar pencapaian minimal, hal ini merupakan contoh yang masih perlu
penanaman nilai karakter di SMP Negeri 2 Labuapi. Peristiwa ini menggambarkan
bahwa siswa belum memiliki rasa tanggung jawab sebagai pelajar
yang diharapkan dalam memenuhi kriteria tujuan sebagaimana
diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional .
Menghadapi kondisi
demikian timbul keprihatinan saya sebagai guru mata pelajaran IPS terhadap
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Labuapi saat proses pembelajaran di
lakukan.
B. DESKRIPSI
AKSI NYATA
B.1 TUJUAN
B.1.1 Tujuan
Umum
·
Tujuan aksi nyata ini adalah untuk membentuk pribadi siswa agar
menjadi lebih baik dan siap untuk bersaing di era global dengan cara kontektual.
·
mengintegrasikan materi dan nilai yang terkandung dalam
pembelajaran secara luring pada mata
pelajaran IPS dengan pendidikan karakter sebagai upaya revolusi mental .
B.1.2 Tujuan
Khusus
·
Peserta didik dapat mengimplementasikan sikap disiplin, rasa
tanggungjawab dan sopan santun agar dapat tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter.
·
Melalui pembelajaran IPS peserta didik kelas VIII SMPN 2 Labuapi dapat
lebih meningkatkan nilai disiplin, rasa tanggung jawab dan lebih mengedepankan
nilai-nilai kesopanan pada diri mereka.
Penanaman nilai-nilai karakter yakni nilai
disiplin, tanggungjawab dan sopan santun kedalam mata pelajaran IPS di harapkan
dapat membawa siswa mampu menampilkan pribadinya dalam kehidupan. Nilai-nilai
karakter adalah sikap dan perilaku yang didasarkan pada norma dan nilai yang
berlaku di masyarakat, yang mencakup aspek
spiritual, aspek personal/kepribadian, aspek sosial, dan aspek lingkungan.
(Direktorat Pembinaan PAUD, 2012:4).
Pengertian
karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian,
budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak. Adapun
yang dimaksud berkarakteradalah berkepribadian, beperilaku, bersifat,
bertabiat, dan berwatak. Sebagian menyebutkan karakter sebagai penilaian
subjektif terhadap kualitas moral dan mental, sementara yang lainya menyebutkan
karakter sebagai penilaian subjektif terhadap kualitas mental saja, sehingga
upaya mengubah atau membentuk karakter hanya berkaitan dengan stimulasi
terhadap intelektual seseorang.
Pendidikan karakter sangat
perlu digalakkan di setiap sekolah, guna merealisasikan nilai-nilai karakter
yang ditanamkan sejak dini pada peserta didik.
Dalam mewujudkan merdeka
belajar yang berpihak pada murid pada siswa Kelas VIII SMP N 2 Labuapi dan
dalam upaya menerapkan 3 karakter dalam kehidupan sehari – hari maka hal
pertama yang penulis lakukan adalah membuat analisis diagnosis tentang
kesepakatan kelas yang sudah ada sebelumnya. Berdasarkan analisis tersebut,
dengan memperhatikan jawaban-jawaban terkait 3 karakter kedisiplinan, rasa tanggungjawab
dan sikap sopan santun apakah yang telah diterapkan oleh peserta didik. Jurnal
evaluasi diri serta pemberian feed back
yang sebelumnya telah di validasi oleh orangtua sebagai mitra sekolah di
dalam membangun karakter positif anak di rumah.
Pengumpulan angket
evaluasi diri ini berkaitan dengan kegiatan sehari-hari dirumah. Tentunya harus
sinkron dengan apa yang tertulis di jurnal. Sinergi antara wali kelas, guru
mata pelajaran dan orang tua siswa untuk
mengecek jurnal anak setiap harinya sangat berperan demi suksesnya program
edukasi ini.
C. HASIL AKSI NYATA
Setelah dilakukan aksi nyata adapun hasil
yang diperoleh yakni dapat meningkatnya nilaii disiplin, tanggungjawab, dan
sikap sopan santun dalam pembelajaran Luring mata pelajaran IPS bagi peserta
didik kelas VIII di SMPN 2 Labuapi.
Dalam Aksi nyata, adapun kegiatan yang
dilakukan sebagai
berikut.
1. Dalam mengembangkan proses
pembelajaran yang berpihak pada murid (student centered) guru menelaah respon
dari diskusi awal/ diagnosis non kognitif yang tentunya tidak lepas dari tujuan
merdeka belajar. Maka dapat diketahui bahwa peserta didik meyatakan masih
banyak yang belum melaksanakan nilai karakter : kedisiplinan, tanggungjawab dan
sopan santun. Dari pernyataan peserta didik maka di buatlah suatu kesepakatan
berdasarkan gaya belajar yang diinginkan oleh mereka. Penekanan merdeka belajar
yang ditekankan yakni pada kesanggupan
menyelesaikan penugasan tepat waktu,
kesanggupan untuk melibatkan orang tua mereka sebagai sumber belajar dirumah,
inovasi karya berdasarkan potensi yang dimiliki peserta didik, dan kebebasan
berpendapat saat mempresentasikan hasil karyanya.
2. Respon siswa terkait
usaha dalam menciptakan kondisi belajar yang kondusif dengan aturan baru yang
telah di sepakati dengan menerapkan nilai-nilai karakter dalam setiap kegiatan
proses pembelajaan sangatlah positif. Peserta didikpun antusias dalam mengikuti
proses pembelajaran dan mengerjakan penugasan walau secara luring.
3. Kreativitas guru
dalam pembelajaran secara luring yang menarik dan menyenangkan sangat memotivasi
siswa terhadap kegiatan belajar. Motivasi yang muncul dari diri mereka
merupakan respon positif yang menambah nilai lebih bagi individu dalam memulai
pembelajaran yang menyenangkan dan menerima pembelajaran dengan lebih semangat.
4. Menanamkan
pendidikan karakter memliki rasa
tanggungjawab dan sikap sopan santun . Prilaku baik yang
dilakukan seperti melakukan shalat 5 waktu, membantu orang tua di rumah seperti
menyapu, mencuci,menyetrika dll, serta membersihkan lingkungan.Hal ini
menimbulkan kesenangan dalam diri siswa, orang tua dan lingkungan khususnya
dalam hal menanamkan budi dan pekerti.
Apabila kita rujuk pada pemikiran KI Hajar Dewantoro tentunya pendidik wajib
untuk menuntun lakunyaa peserta didik yang melipti budhi dan pekerti.
5. Penerapan pembelajaran
secara daring di lakukan dengan pemberian materi secara kontekstual sesuai
kehidupan nyata.
Tolok ukur yang digunakan untuk keberhasilan program ini dapat dilihat dintaranya
dari meningkatnya jumlah siswa kelas VIII yang :
1) Hadir tepat waktu
(data absensi siswa) meskipun harus terus diingatkan
2) Mengumpulkan tugas-tugas tepat waktu (data jumlah siswa
yang mengumpulkan tepat waktu
3) Aktif bertanya
& menjawab dalam proses kegiatan pembelajaran.
4) Jujur
mengerjakan tugas/tes (Rubrik penilaian diri)
5) sopan santun saat
pembelajaran ( foto saat )
6) Berdoa sebelum
dan setelah proses pembelajaran. (berupa tulisan.)
Adapun Hasil dari
integrasi pendidikan karakter yang terpadu dengan pembelajaran IPS yakni dapat terbentuknya nilai karakter kedisiplinan,
tanggungjawab, dan sopan santun.
1. Disiplin adalah
suatu sifat atau kemampuan yang dimiliki seseorang untuk taat dan bisa
mengendalikan diri, agar tetap mematuhi aturan yang telah dibuat atau
disepakati. ... Tentu disiplin tidak lepas dari aturan, norma,
prosedur, organisasi, kerja sama, hukuman, dan lain sebagainya. (https://www.studilmu.com › blogs
›).
Menurut Suharsimi
Arikunto (1980: 114), Disiplin adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti
peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada
kata hatinya tanpa adanya paksaan dari pihak luar.Menurut Thomas Gordon (1996:
3)
Disiplin
merupakan suatu sikap/perilaku yang pasti diharapkan oleh setiap pendidik agar
kegiatan pembelajaran yang dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar kelas
dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam pelaksanaan
disiplin ini tentunya harus dimulai dari diri siswa. Karena tanpa kesadaran
dari diri sendiri, maka apapun usaha yang dilakukan oleh orang di sekitarnya
hanya akan sia-sia. Sikap kedisiplinan dikembangkan melalui kegiatan yang
bermakna. Berikut ini adalah penanaman nilai kedisiplinan saat Pembelajaran secara
daring dilakukan:
a) hadir
mengikuti pembelajaran IPS tepat waktu;
b) mengumpulkan
tugas yang diberikan guru tepat waktu
c) selalu
berdoa sebelum dan sesudah pelajaran
2. Tanggung jawab bisa
menjadi perwujudan kesadaran dan kewajiban bagi manusia. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, tanggung jawab adalah keadaan di mana wajib
menanggung segala sesuatu sehingga kewajiban menanggung, memikul jawab,
menanggung segala sesuatu yang menjadi akibat.
Berikut ini adalah
penanaman nilai karakter tanggungjawab saat Pembelajaran secara daring :
a)
Respon terhadap kegiatan.
b)
Jujur pada diri dan orang lain.
3.
Sopan santun yaitu satu sikap atau perilaku
yang ramah pada orang yang lain, pada apa yang ia saksikan, ia rasakan, serta
dalam kondisi, keadaan apa pun. Pada intinya dalam kegiatan sehari-hari atau
dalam keadaan apapun kita mesti sopan
setiap saat.
Berikut ini penanaman
nilai sikap sopan santun saat Pembelajaran secara daring:
a) Mengucapkan
salam kepada teman dan guru
b) Menyapa guru dan
teman ketika bertemu
c) Mengunakan bahasa
yang baik dan sopan dalam berkomunikasi.
D. PEMBELAJARAN YANG DIDAPAT DARI PELAKSANAAN AKSI
NYATA 1.1
D. 1
Keberhasilan Dari Aksi Nyata 1.1
Kegiatan aksi nyata yang
dilakukan terlihat pada kegitan pembelajaran secara daring yang mencoba
menerapkan nilai karakter disiplin, tanggung jawab dan sopan santun.Secara
perlahan dapt membuka pemikiran atau mind set penulis tentang pola pengajaran
guru. Jika awalnya melakukan pembelajaran memberikan tugas melalui instruksi saat ini lebih
mengupayakan untuk memberikan tuntunan pada murid. Demikian halnya dengan murid,
adanya kesepakatan di awal proses pembelajaran diperlukan untuk menggali
potensi yang ada peserta didik. Pembelajaran yang didapat dari kegiatan aksi
nyata ini adalah mampu menciptakan kreativitas, rasa tanggungjawab, sikap
disiplin pada murid sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Pendidik menuntun
siswa sesuai kodratnya dalam mewujudkan
profil pelajar pancasila. Dalam
proses pembentukan karakter merupakan tahapan dalam membentuk
sifat seseorang menjadi lebih baik. Proses tersebut tidak dapat dilakukan serta
merta atau secara langsung, melainkan butuh
proses agar apa yang ingin dicapai dapat
berjalan sesuai dengan yang di harapkann. Pembelajaranpun dapat menciptakan
kesenangan, kenyamanan dan ketenangan dalam menanamkan budi pekerti pada
peserta didik.Ada beberapa langkah yang
dapat kita gunakan untuk mengatasi peserta didik yang memiliki karakter yang
kurang baik,antara lain :
1) Peringatan secara
nonverbal
2) Dengarkan
secara aktif.
3) Membuat
peraturan partisipasi.
4) Gunakan
humor.
5) Abaikan
perilaku yang tidak begitu negatif.
6) Pendekatan secara
pribadi atau melibatkan orangtua untuk berdiskusi apabila diperlukan.
D.
2 Kendala Yang Dihadapi Dalam Pembelajaran Dari Pelaksanaan Aksi Nyata
Dalam penerapan nilai karakter
siswa tentuntya tidak terlepas
dari kendala-kendala diantaranya sulitnya menuntun dan memantau
penerapan nilai karakter murid dalam kondisi belajar secara luring atau dirumah.
Menghadapi kendala yang ada adapun solusi yang dilakukan yakni, pendidik harus ekstra sabar dan lebih meningkatkan komunikasi, kolaborasi
dan keterlibatan orangtua/ wali murid dalam proses pengawasan dirumah berkaitan
dengan penerapan nilai-nilai karakter.4 K yang telah disepakati bersama.
E. RENCANA PERBAIKAN DI MASA MENDATANG
Setelah
melakukan aksi nyata untuk kedepannya penulis akan menularkan hal-hal baik yang
sudah dilakukan.Kegiatan yang terkait dengan penerapan merdeka belajar ini juga
akan di tularkan kepada rekan-rekan guru lainnya di sekolah secara bertahap. Dimulai
dari kegitan pertemuan, memperkenlakan refleksi yang dilakukan seorang guru
sampai pada praktik baik cara mengajar,ini dilakukan secara berkala. Dari
kegiatan refleksi dan praktik baik akan
bisa mengevaluasi diri sehingga akan
muncul keinginan diri untuk menjadi yang lebih baik untuk meningkatkan pelayanannya kepad peserta
didik.
Adapun hal-hal yang perlu diperbaiki di masa mendatang terkait
dengan penerapan nilai-nili karakter siswa, bahwa dibutuhkan strategi dalam
proses penguatan penerapannya di kelas agar dapat diterapkan secara berkesinambungan
sehingga akan menjadi suatu pembiasaan yang positif yang pada akhirnya akan mempengaruhi pembentukan karakter murid,
pada proses kegiatan pembelajaran dapat
dilakukan dengan cara:
1.
Memberikan contoh yang baik pada siswa/menjadi teladan
2.
Memberikan apresiasi pada siswa terhadap yang telah dilakukan
3.
Memberikan pesan moral pada setiap pelajaran.
4.
Jujur dan terbuka pada kesalahan.
5.
Mengajarkan sopan santun.
6.
Berpihak pada murid.
7.
Biarkan siswa menjadi pemimpin.
8.
Berbagi pengalaman
9.
Literasi Sekolah.
Pentingnya nilai karakter bagi siswa
pada pendidikan akan sangat bermanfaat dalam pembinaan budi pekerti,
menciptakan pribadi dengan selalu memperhatikan nilai-nilai sosial, seperti kedisiplinan, toleransi,
tanggung jawab, sikap sopan santun dan yang lainnya.
Kehadiran
siswa di posko lebih awal dari yang lain.
Kegiatan
berdo’a, melakukan diagnosis awal
Foto
kegiatan pembelajaran di posko ( belajar bersama guru )
Melakukan
Refleksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar