Kamis, 28 Oktober 2021

AKSI NYATA MODUL 3.3.a.10

 

LMS Modul 3.3.a.10. Aksi Nyata

 

Rancangan Aksi Nyata Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

 

Nama Program

 

Program Spendula Bertadarus (Beriman, Taqwa, dan terus Istiqomah )

 

Latar Belakang

 

Kondisi keluarga,lingkungan tempat tinggal  dan kondisi ekonomi siswa yang heterog berdampak pada perbedaan karakter siswa. Pendidikan yang pertama dan utama adalah yang didapatkan di lingkungan keluarga. Dengan semakin canggihnya era digital sat ini juga mempengaruhi karakter siswa, Sehingga perbedaan tersebut dipandang perlu  untuk menanamkan keimanan dan ketaqwaan sejak dini. Kepemimpinan murid dapat dibentuk melalui pelibatan murid untuk merancang dan melaksanakan kegiatan.

Kegiatan  Spendula Bertadarus ini di harapkan dapat meningkatkan keimanan  dan ketaqwaan siswa -siswi dan mampu memberi bekal dalam setiap tindakannya dengan bercermin pada ajaran-ajaran agama. Berdasarkan pemetaan Aset sekolah di SMP Negeri 2 Labuapi, semua murid dan orangtua menginginkan dilaksanakan kegitan dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Pihak sekolah pun menyambut positif dengan memberikan izin kepada guru dan wali kelas untuk melakukan kegiatan dimaksud.

 

Tujuan

 

·           Meningkatkan keimanan, ketaqwaan dan Akhlakul qarimah pada pribadi peserta didik.

·           Meningkatkan peran dan fungsi  guru pendidikan agama Islam SMPN 2 Labuapi untuk mencapai kompetensi dan keterampilan yang optimal.

·           Memperdalam,memantapkan dan meningkatkan pemahaman dan kemampuan pengajaran agama Islam bagi peserta didik khususnya tentang ibadah dan akhlak (membaca Al-Qur’an dan pemahaman agama secara lebih mendalam).

·           Menerapkan dan mengamalkan ajaran agama islam dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka membentuk mental spiritual peserta didik yang tangguh , memiliki kepribadian muslim yang kokoh dan mampu menghadapi tantangan negative baik yang dating dari dalam diri maupun luar dirinya.

·           Menumbuhkan sikap disiplin, mandiri dan percaya diri bagi peserta didik sehingga menjadi pribadi yang berkarakter.

 

 

Tolok Ukur

 

1.     Tersampaikannya keinginan untuk meingkatkan keimanan,ketaqwaan dan Akhlaqul Qarimah  sejak dini kepada siswa-siswi Spendula.

2.     Tersampaikannya keinginan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam membaca Al-Qur’an.

3.     Tersusunnya Tim Pelaksana Kegiatan Spendula Bertadarus dengan murid sebagai unsur utama serta guru dan wali kelas selalu pengarah;

4.     Tersusunnya jadwal penanggung jawab harian.

5.     Tersedianya Al-Qur’an sebagai bahan bacaan siswa.

6.     Terselenggaranya monitoring pelaksanaan kegiatan oleh Tim Pelaksana.

7.     Terselenggaranya evaluasi pelaksanaan kegiatan oleh Tim Pelaksana.

 

Linimasa Tindakan

1.     Melakukan koordinasi dengan Kepala Sekolah; (Minggu II Oktober)

2.     Melakukan kolaborasi dengan teman sejawat dalam komunitas praktisi sekolah terkait rencana pelaksanaan program; (Minggu II Oktober)

3.     Melakukan sosialisasi pada murid terhadap kegiatan yang akan dilaksanakan dan bentuk-bentuk kegiatan dilakukan; (Minggu II Oktober)

4.     Melaksanakan rangkaian kegiatan Spendula Bertadarus oleh siswa-siswi Spendula dan Tim Pelaksana Kegiatan; (Minggu III Oktober - Minggu IV Oktober)

5.     Mengadakan pertemuan evaluasi bulanan oleh Tim Pelaksana Kegiatan dengan guru dan wali kelas sebagai pengarah; (Minggu IV November)

6.     Melakukan kolaborasi dengan orang tua untuk memberikan dukungan kepada anaknya yang memiliki kompetensi kepemimpinan berupa pengadaan buku bacaan yang variatif dan dorongan kepada anaknya bahwa anaknya mampu melaksanakan tugas dengan baik; (Minggu I November)

 


Dukungan yang Dibutuhkan

 

1.     Dukungan kepala sekolah terkait izin pelaksanaan dan penyiapan Surat Keputusan bagi Tim Pelaksana Spendula Bertadarus;

2.     Dukungan dari pihak sekolah terutama terkait pengadaan sarana dan prasarana, bahan bacaan  berupa Al-Qur’an dan buku penghubung siswa;

3.     Dukungan dari teman sejawat dalam komunitas prakti di sekolah untuk pelaksanaan kegiatan Spendula Bertadarus:

4.     Dukungan dari pihak siswa untuk siap mengikuti kegiatan dan tugas yang diberikan;

5.     Dukungan orang tua dalam memberikan dorongan kepada anaknya agar aktif mengikuti kegiatan sekolah;

 

Artikel Refleksi

Peristiwa

 

Dalam pelaksanaan aksi nyata ini  banyak terjadi peristiwa. Hampir sebagian peristiwa merupakan implementasi dari rancangan yang dilakukan sebelumnya.

 

Koordinasi dengan Kepala Sekolah

 

Terbentuknya koordinasi pelaksanaan program sebagai sebuah kebiasaan positif. Memberikan gambaran terkait pelaksanaan program disampaikan  ketika melakukan koordinasi dengan kepala sekolah. Hal ini dilakukan disamping memberikan gambaran juga untuk mendapatkan dukungan demi kelancaran pelaksanaan kegiatan.

Pada tahap ini Calon Guru Penggerak (CGP)  melakukan koordinasi dengan Kepala Sekolah. Alasan utama aksi ini adalah demi tersampaikannya informasi terkait pelaksanaan kegiatan dan upaya memperoleh dukungan dari sekolah.

Hasil utama dari aksi ini adalah sebagai berikut:

1.     Tersampaikannya informasi pelaksanaan kegiatan secara detail kepada Kepala Sekolah;

2.     Diperolehnya dukungan dari pihak sekolah terkait pelaksanaan program.

 

Kolaborasi dengan Sejawat dalam Komunitas Praktisi di Sekolah

 

Situasi yang ada di sekolah saat ini adalah telah dirintisnya komunitas praktisi . Komunitas ini merupakan salah satu bentuk kolaborasi dengan sejawat. Kolaborasi yang dilakukan selain belajar dan berbagi bersama juga biasanya dalam hal pembentukan tim pendukung.


Kesolidan dari tim pendukung akan dapat memudahkan dalam pelaksanaan program. Hal inilah yang menjadi alasan utama yang mendasari kolaborasi. Demikian pula halnya dengan adanya pembagian tugas bersama dapat memudahkan dalam keterlibatan dalam program. Keterlibatan tersebut dengan menjadi bagian dalam pelaksanaan. Baik secara langsung maupun tidak langsung.

Hasil utama dari aksi ini adalah sebagai berikut:

1.     Terbentuknya tim pendukung dalam implementasi program;

2.     Disepakatinya pembagian tugas dan jadwal pelaksanaan program.

 

Pelaksanaan Kegiatan Spendula Bertadarus

 

Sosialisasi dengan  siswa Spendula

Sebelum kegiatan ini dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan sosialisasi dengan siswa-siswi SMPN 2 Labuapi( Spendula) tentang kegiatan dimaksud. Masing-masing ketua kelas menjadi koordinaror di kelasnya dalam hal penyampaian kegiatan yang dilakuakn setiap pagi  dan mengkoordinir petugas yang akan memberikan kultum.Adanya sosialisasi ini  menjadi awal bagi pengembangan kegiatan Spendula Bertadarus.

Sosialisasi pada siswa-siswi ini dilakukan agar setiap murid siap dengan kegiatan dan juga akan sia untuk menjadi pemimpin bagi siswa lain. Kolaborasi dengan siswa ini juga dimaksudkan agar siswa bisa belajar dari pengalaman yang dibagi.

Hasil utama aksi ini adalah sebagai berikut:

1.     Tersampaikannya keinginan untuk meingkatkan keimanan,ketaqwaan dan Akhlaqul Qarimah sejak dini  kepada siswa-siswi Spendula.

2.     Tersampaikannya keinginan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam membaca Al-Qur’an.

 

Rangkaian Kegiatan Spendula Bertadarus oleh siswa-siswi SMPN 2 Labuapi dan tim pelaksana Kegiatan.

 

Pemberlakuan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas membuat kondisi kelas terasa kurang bersemangat dan menyenangkan, tentunya ini membuat murid kurang bergairah didalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini diperparah dengan dunia maya yang sering mereka akses disela melakukan pembelajaran secara online. Kurangnya bersosialisasi dengan sesame seringnya mengakses kegiatan d gadget sapai pada pengaruh dari kehidupan socialdan ketimpangan social sampai pada mengakses konten yang tidak boleh diakses oleh usia dini. Tentunya ini mengakibatkan degradasi moral, apabila tidak di bekali dengan iman yang kuat maka kehidupan anak didik kita kan tenggelam dengan pengaruh hal yang negative tersebut. Untuk itu kegiatan dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan dsejak dini dan kegiatan meningkatkan pemahaman keagaamaan di bidang membaca Al-Qur’an agar lebih mendalam merupakan salah satu kegiatan yang diharapkan dapat memfilter apa yang sedang marak terjadadi. Berdasarkan hasil pemetaan, seluruh murid menyatakan setuju untuk bersama-sama melakukan kegiatan membaca Al-Qur’an lebiih mendalam, secara bergiliran memberikan kultum dimana mereka di berikan kesempatan untuk menjadi pemimpin bagi siswa lainnya. Dengan demikian diharapkan pembelajaran ini terlaksana dengan mengedepankan pembelajaran berpihak pada murid.


Aksi ini diambil untuk mengakomodasi keinginan dan kebutuhan murid terhadap kegiatan lancarnya membaca Al-Qur’an secara mendalam serta berusaha untuk menjadi pemimpin pembelajaran dengan menyampaikan wawasan keagaman yang dimiliki. Hal inilah  yang mendasari pelaksanaan kegiatan Spendula Bertadarus Pada tahap persiapan dilakukan beberapa kegiatan yang menunjang kegiatan utama. Di antaranya, yaitu adanya inisiatif dari masing-massing ketua kelas untuk mmengkoordinir temannya dalam persiapan membaca Al-Qur’an dan memilih perwakilannya dalam memberikan kultum bagi temannya yang lain. Demikian hal ini dilakukan secara bergiliran dengan kelas yang lain.

Pelaksanaan persiapan yang dipimpin oleh murid dengan arahan guru dan wali kelas pun berjalan lancar. Selain itu, koordinator tim mengajak temannya berdiskusi terkait waktu pelaksanaan kegiatan dimaksud.. Dalam diskusi tersebut dihasilkan kesepakatan bersama terkait waktu pelaksanaan, jadwal masing-masing kelas yang akan melakukan atau mendatakan giliran bertugas. serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi.

Hasil utama dari aksi ini adalah sebagai berikut:

1.     Terpilihnya koordinator tim atas inisiatif mengajukan diri dari salah seorang murid;

2.     Terbentuknya tim pelaksana literasi yang disusun oleh murid sebagai koordinator tim;

3.     Dipahaminya tugas pokok akan di laksanakan oleh masing-masing siswa.

4.     Tersusunnya pembagian jadwal kegiatan dan penanggung jawab.

 

 

 

Dokumentasi Kegiatan

  Koordinasi dengan kepala sekolah untuk mendapat dukungan kegiatan.

 


Kolaborasi dengan teman  Sejawat dalam Komunitas Praktisi di Sekolah


Sosialisasi dengan siswa-siswi SMPN 2 Labuapi (SPENDULA)



Persiapan  Pelaksanaan kegiatan Bertadarus  dikoordinair oleh Tim pelaksana dan ketua kelas  masing- masing.




Pelaksanaan Kegiatan Spendula Bertadarus














Senin, 18 Oktober 2021

3.1.a.10. Aksi Nyata (Praktik menjadi pengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran)

3.1.a.10. Aksi Nyata

( Praktik menjadi pengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran )


Setiap pendidik semestinya memiliki nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam dirinya, ini  akan berpengaruh terhadap diri nya dalam menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Nilai-nilai yang tertanam ini akan mampu menghantarkan  pendidik dalam  mengambil keputusan yang tepat dan benar. Nilai-nilai   positif yang ada seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Hal ini juga kita jumpai pada nilai dan peran seorang guru Penggerak. Nilai –nilai yang positif ini akan mampu mendorong seorang pendidik didalam mengambil keputusan yang tepat,karena merupakan pengimplementasian kompetensi social emosional kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran social  dan keterampilan berinteraksi social dalam  mengambil keputusan secara berkesadaran penuh untuk meminimalisir kesalahan dan konsekuensi yang bakal terjadi.

Sebagai Pemimpin Pembelajaran,Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran melalui  4 paradigma dilema etika, 3 prinsip-prinsip dilema etika dan 9 langkah dalam pengujian dalam pengambilan keputusan. Melalui tahapan –tahapan ini diharapkan dapat mengambil keputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Peristiwa (Facts) 

Latar Belakang

Lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah adalah dua hal yang sangat berpengaruh dalam pencapaian murid di sekolah. Pendidika yang pertama dan utama adalah lingkungan keluarga setelah itu barulah pendidikan di sekolah. Pendidikan di rumah tentunya menjadi tanggung jawab Orangtua/Keluarga,sementara di sekolah merupakan tanggung jawab dari Dewan Guru. Pendidikan di lingkungan keluarga berbeda-beda karena di latar belakangi oleh kondisi  keluarga yang berbeda,keadaan ekonomi yang beragam, latar belakang pendidikan orang tua yang berbeda serta lingkungan yang berbeda  pada setiap murid tentu membawa keberagaman dalam perkembangan dan pencapaiannya. Sebagai seorang pendidik tentunya diharapkan dapat menuntun siswa didalam berbagai situasi dan kondisi termasuk didalam membantu mereka didalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Keunikan dan keberagaman kondisi dan permasalahan inilah yang menjadi bahan dari bagaimana mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi. Di tempat saya mengajar tidak sedikit dari murid saya yang berasal dari keluarga pra sejahtera (kurang mampu) dan lingkungan keluarga yang “broken home”. Keadaan tersebut seringkali berakibat dan memaksa murid untuk tidak dapat bersekolah secara maksimal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, seluruh elemen baik di sekolah dan di rumah harus berkomitmen dan bersinergi dalam mencari penyelesaian terbaik bagi murid.

Untuk memperoleh penyelesaian yang tepat dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran harus melalui 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip dilema etika dan 9 tahapan dalam pengujian dan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

 

Permasalahan Yang Dihadapi

Adanya virus/pandemi  yang melanda yakni covid-19 mengharuskan sekolah untuk menerapkan pola Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas. Ketika Pembelajaran Tatap Muka terbatas diberlakukan, ada kasus murid yang sejak awal PTM tidak pernah masuk sekolah dikarenakan orang tuanya bercerai dan keadaan itu membuat murid ini menjadi malas untuk sekolah. Dalam mengidentifikasi masalah tersebut, saya terlebih dahulu mengumpulkan data-data yang ada dengan bertanya pada teman-teman yang berdekatan rumah dengannya dan bertanya pada guru lain yang mengajar di kelasnya. Informasi atau fakta yang saya dapatkan adalah murid tersebut jarang masuk sekolah karena orang tuanya bercerai dan murid tersebut belum bisa menerima kenyataan bahwa ayahnya harus menikah lagi untuk kedua kalinya, meninggalkan dirinya, adiknya dan ibunya.

Adapun alasan saya melakukan Aksi Nyata ini adalah untuk mengembalikan semangat dan motivasi murid tersebut untuk rajin masuk sekolah kembali seperti sebelumnya sehingga tidak tertinggal pelajaran dari guru-gurunya.

Tindakan dalam Aksi Nyata yang saya akan lakukan

  1. Setelah mendapat data atau fakta, saya mendiskusikan hal tersebut dengan guru Bimbingan Konseling (BK) untuk mendiskusikan langkah atau tindakan yang harus saya lakukan selanjutnya.
  2. Melakukan kunjungan atau visitasi ke rumah murid tersebut bersama guru BK untuk memperoleh data yang lebih valid terkait hal itu. Dari kunjungan tersebut saya mendapat informasi dari ibunya bahwa anaknya saat ini tidak ceria seprerti yang dulu lagi, berubh menjadi pendiam,murung dan malas untuk sekolah karena masih merasa kecewa dengan kondisi keluarganya saat ini. Setelah mengetahui hal itu, saya dan guru BK melakukan pembinaan, memberikan nasehat, semangat  dan motivasi kepada murid tersebut untuk terus bersekolah dan mengembalikan rasa percaya dirinya agar terus semangat dan tetap bersekolah seperti sebelumnya.
  3. Membuat kesepakatan dengan siswa tersebut dan bekerja sama dengan ibunya dalam mengawasi dan memotivasi si murid untuk terus dan tetap bersekolah seperti sedia kala.
  4. Memantau perkembangan mental dan kehadiran dari murid tersebut.
  5. Bekerja sama dengan guru bidang studi untuk terus mengontrol kehadiran dari murid tersebut.
  6. Melakukan kontak telepon dengan keluarga jika murid tersebut tidak berada atau tidak masuk sekolah.

 

Hasil yang diperoleh

Setelah melakukan serangkaian pendampingan dan bimbingan, Home visit serta melakukan kerja sama dengan semua pihak, tak lupa juga kesungguhan /komitmen dari murid tersebut untuk terus bersekolah.Dari hasil pengamatan terhadap murid tersebut dalam sepekan sudah mulai terlihat adanya perubahan  sikap dan perilakunya yang kembali terlihat ceria dan terus masuk sekolah.

Perasaan (Feelings)

Rasa senang dan bahagia serta syukur yang tak terhingga karena sudah berhasil membantu murid dalam mengembalikan rasa percaya dirinya, memberi semangat  dan termotivasi untuk terus dan tetap bersekolah demi meraih cita-citanya.

Pembelajaran (Findings)

Pembelajaran yang bisa diambil dari peristiwa ini adalah masalah rumah tangga atau perceraian sangat berpengaruh dalam perkembangan mental dan semangat anak dalam melakukan sesuatu. Dibutuhkan kerja sama yang baik dan bersungguh-sungguh dari semua pihak untuk mengembalikan rasa percaya diri dan semangat dari anak korban “broken home” tersebut.

Penerapan kedepan (Future)

Kedepannya, dibutuhkan perhatian lebih terhadap perubahan sikap dan perilaku setiap murid dan terus memantau kehadiran mereka untuk memastikan bahwa keadaan mereka baik-baik saja dan jika ada masalah yang sedang di hadapi yang sekiranya dapat  menganggu belajar mereka agar dapat dicari penyelesaiannya atau dapat ditanggulangi segera atau secepatnya.

Meskipun begitu, dengan banyaknya dan beragamnya permasalahan yang dialami oleh murid-murid kami di sekolah, tentu tidak semuanya dapat ditanggulangi dengan hasil yang membahagiakan dan ini akan menjadi pembelajaran yang akan memperkaya pengalaman kami sebagai guru.


Dokumentasi Kegiatan












Proofreeding Sebelum Menerbitkan Tulisan

    Pertemuan ke 12 BM 26 Narasumber                  : Susanto,S.Pd Moderator                    : Nur Dwi Yanti   Proofreeding  ...